Likuiditas Longgar, Saham Himbara dan BRIS Berpeluang Terbang
- Kementerian Keuangan alokasikan Rp200 triliun ke BBRI, BBNI, BMRI, BBTN, dan BRIS lewat skema Penempatan Dana Negara. Analis menilai kebijakan ini bakal melonggarkan likuiditas, turunkan cost of fund, dan jadi katalis positif bagi saham perbankan dengan potensi kenaikan 6–37%.

Ananda Astri Dianka
Author


(Dari Kiri): Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi, Direktur Bank Tabungan Negara (BTN) Haru Koesmahargyo, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) sekaligus Ketua Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) Sunarso, Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Royke Tumilaar, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi saat menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 14 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
(Istimewa)JAKARTA, TRENASIA.ID – Kementerian Keuangan resmi menerbitkan kebijakan baru Penempatan Dana Negara melalui KMK No. 276/2025. Kebijakan ini mengalokasikan dana sebesar Rp200 triliun dari saldo pemerintah di Bank Indonesia ke lima bank BUMN, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).
Adapun batas maksimum penempatan dana ditetapkan: BBRI Rp55 triliun, BBNI Rp55 triliun, BMRI Rp55 triliun, BBTN Rp25 triliun, dan BRIS Rp10 triliun. Dana tersebut wajib ditempatkan pada instrumen Deposit on Call (konvensional maupun syariah) dengan tenor 6 bulan yang dapat diperpanjang, dan imbal hasil sekitar 4,02% atau setara 80,476% dari BI Rate.
Tabel: Dampak Penempatan Dana Rp200 Triliun ke LDR Bank BUMN
| Bank | Injeksi Likuiditas (Rp triliun) | LDR per Juli 2025 (%) | Estimasi LDR setelah injeksi likuiditas (%) | Penurunan LDR (ppt) |
|---|---|---|---|---|
| BMRI | 55 | 94 | 90,5 | (3,5) |
| BBRI | 55 | 87 | 83,8 | (3,16) |
| BBNI | 55 | 86,7 | 81,6 | (5,1) |
| BRIS | 10 | 90 | 87,3 | (2,66) |
| BBTN | 25 | 94 | 88,5 | (5,52) |
Sumber: riset Ciptadana Sekuritas
Kementerian Keuangan mewajibkan bank penerima untuk mengelola dana secara transparan serta melaporkan penggunaan setiap bulan melalui Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Pengawasan juga dilakukan secara ketat oleh auditor internal pemerintah.
Menurut riset Ciptadana Sekuritas Asia (15/9), kebijakan ini berpotensi melonggarkan likuiditas sistem perbankan sekaligus menurunkan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR). Selain itu, tingkat imbal hasil sekitar 4% dinilai lebih rendah dibandingkan bunga deposito khusus maupun giro, yang biasanya mencakup 35–65% dari total simpanan bank.
Hal ini berarti biaya dana (cost of fund) bank bisa lebih rendah, sehingga kapasitas penyaluran kredit akan meningkat. “Dengan penempatan dana pemerintah, bank memperoleh sumber pendanaan yang lebih murah dibandingkan suku bunga acuan deposito khusus atau giro yang cenderung lebih tinggi dari 4%,” tulis riset tersebut.
Seiring sentimen positif ini, Ciptadana Sekuritas mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor perbankan, dengan saham BMRI, BBRI, BBNI, BRIS, dan BBTN direkomendasikan beli. Potensi kenaikan harga saham bank-bank tersebut diperkirakan berada di kisaran 6–37%.
Tabel: Rekomendasi Saham BBTN, BBRI, BMRI, BRIS & BBNI
| Saham | Rekomendasi | Target Harga | Harga Terakhir | Potensi Upside | PER 2025 (F) | PBV 2025 (F) | ROE 2025 (F) | Yield Dividen 2025 (F) |
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| BMRI | Buy | Rp6.200 | Rp4.520 | 37% | 7,8x | 1,5x | 19,2% | 10,1% |
| BBRI | Buy | Rp4.900 | Rp4.180 | 17% | 10,4x | 1,9x | 18,1% | 8,6% |
| BBNI | Buy | Rp5.675 | Rp4.520 | 25% | 7,5x | 1x | 13,1% | 8,5% |
| BRIS | Buy | Rp3.400 | Rp2.690 | 26% | 15,4x | 2,4x | 16,6% | 1% |
| BBTN | Buy | Rp1.500 | Rp1.410 | 6% | 4,8x | 0,5x | 10,9% | 4,2% |
Sumber: Ciptadana Sekuritas, potensi upside harga per 12/9/2025, F; forecast

Ananda Astri Dianka
Editor
