Tren Ekbis

Kontroversi Meikarta, James Riady dan Belanja Iklan Rp1,5 T

  • Meikarta diketahui menjadi salah satu proyek properti paling ambisius dari Grup Lippo medio 2010-an. Proyek kota terencana yang dibangun di Cikarang, Kabupaten Bekasi, itu bahkan disebut sebagai proyek properti terbesar dari kerajaan bisnis keluarga James Riady.
<p>Kawasan Meikarta milik Grup Lippo di Jawa Barat / Facebook @themeikarta</p>

Kawasan Meikarta milik Grup Lippo di Jawa Barat / Facebook @themeikarta

(Istimewa)

JAKARTA—Polemik antara pengembang Meikarta dengan konsumennya tak kunjung menemui titik temu. Terkini, sejumlah konsumen Meikarta bertemu dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, terkait kejelasan unit apartemen mereka. 

Konsumen mengaku mengalami kerugian hingga Rp6,8 miliar antaran ketidakjelasan proses serah terima unit. Padahal, megaproyek ambisius yang digawangi PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) telah meluncur sejak tahun 2017. 

Dalam pertemuan dengan Menteri PKP, Senin, 21 April 2025, sebanyak 39 konsumen Meikarta berharap dana yang mereka bayar untuk mendapatkan unit apartemen dapat segera dikembalikan. Presiden Prabowo Subianto disebut memberi atensi terhadap penyelesaian konflik berkepanjangan tersebut. 

Agar segera mendapatkan solusi, Maruarar telah menghubungi James Riady, konglomerat yang terkait dalam proyek Meikarta. James dijadwalkan datang ke Kementerian KKP pada Rabu, 23 April 2025. 

“Saya sudah bicara dengan Pak James Riady untuk menyelesaikan masalah Meikarta ini secepatnya. Mohon doanya,” ujar Ara, sapaan akrab Maruarar, dikutip dari Antara, Selasa, 22 April 2025. 

Ara berharap James Riady dapat berdialog langsung dengan pihak terkait sehingga dapat membuka jalan keluar yang adil dan sesuai hukum. “Semiga kita bisa menyelesaikan masalah Meikarta ini dengan baik,” ujar Maruarar. 

Investasi Capai Rp278 T

Meikarta diketahui menjadi salah satu proyek properti paling ambisius dari Grup Lippo medio 2010-an. Proyek kota terencana yang dibangun di Cikarang, Kabupaten Bekasi, itu bahkan disebut sebagai proyek properti terbesar dari kerajaan bisnis keluarga Riady. 

Meikarta sendiri resmi diluncurkan James Riady pada 17 Agustus 2017 di Lippo Cikarang. Nama “Meikarta” diambil dari nama ibunda James, Mei, dan Jakarta. Megaproyek itu disebut menjadi persembahan James Riady untuk ibunya dan Jakarta. Nilai investasinya pun tak main-main, mencapai Rp278 triliun di lahan awal seluas 500 hektare (ha).

Dalam sebuah kesempatan, James sempat sesumbar bahwa Meikarta akan menjadi “kota terpenting di Indonesia” dan “pusat industri se-Indonesia”. Namun demikian, James berjanji proyek propertinya akan tetap sesuai dengan kocek masyarakat menengah ke bawah. 

Hal itu dibuktikan dengan promosi apartemen seharga Rp127 juta per unit, yang berhasil meraih 16.800 pembeli dalam sehari. “Hadirlah Meikarta yang nantinya akan jadi kota terpenting di seluruh Indonesia. Di Koridor ini, kini sudah jadi pusat industri seluruh Indonesia,” ujar James di Hotel Aryaduta, 4 Mei 2017. 

Itu kali pertama pemilik Lippo Group tersebut menyampaikan proyek Meikarta kepada publik. “Lebih dari 1 juta mobil, lebih dari 10 juta motor, lalu kulkas, AC. Semua produksi di sana. Daerah itu adalah 'Shenzhen'-nya Indonesia,” ujarnya kembali meyakinkan. 

Baca Juga: Kisruh Tak Kunjung Usai: Ini Sederet Kontroversi Megaproyek Meikarta

Untuk menunjang mimpi besar tersebut, pengembang Meikarta pun jor-joran dalam hal promosi. Tak tanggung-tanggung, Meikarta mengucurkan anggaran iklan hingga Rp1,5 triliun pada 2017. 

Dana jumbo itu untuk promosi di media massa, mulai dari surat kabar, televisi, media luar ruang dan sebagainya. Promosi itu diikuti marketing agent yang disebar ke berbagai tempat publik.

Salah satu pernyataan yang paling dikenal dalam iklan-iklan mereka yakni “Aku ingin pindah ke Meikarta”. Saking masifnya, lembaga riset pemasaran, Nielsen, mencatat belum pernah ada belanja iklan properti sebesar yang digelontorkan Grup Lippo untuk proyek tersebut.

Baru-baru ini, PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) selaku anak usaha PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) menyatakan telah memulai proses serah terima unit apartemen yang telah selesai dibangun. Hingga Maret 2025, sekitar 60% telah rampung, sedangkan perkembangan keseluruhan proyek mencapai lebih dari 75%.

"MSU berkomitmen menyelesaikan seluruh kewajiban pembangunan dan serah terima unit, sesuai dengan ketentuan dalam putusan homologasi yang telah berkekuatan hukum tetap,” ujar Corporate Secretary LPCK, Peter Adrian dalam keterangan tertulis, Selasa.