Kiat Bos OJK Agar Industri Keuangan Syariah Mampu Bersaing
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengatakan, daya saing produk keuangan syariah di Tanah Air masih rendah. Padahal, Indonesia sendiri merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

Drean Muhyil Ihsan
Author


Ilustrasi perbankan syariah di Indonesia / Istimewa
(Istimewa)JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengatakan, daya saing produk keuangan syariah di Tanah Air masih rendah. Padahal, Indonesia sendiri merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Wimboh menyebut, Indonesia berpotensi besar untuk mengembangkan keuangan syariah. Sebab itu, menurutnya perlu adanya sinergi yang baik dari seluruh pihak yang terkait di dalamnya.
“Sekaranglah momentum yang baik untuk membangkitkan ekonomi syariah di Indonesia. Berbagai permasalahan dan tantangan mesti dihadapi dan segera diselesaikan,” ujarnya dalam sebuah diskusi daring yang diinisiasi oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) di Jakarta, Selasa 29 Desember 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Ke depan, lanjut Wimboh, Indonesia harus dapat menciptakan produk keuangan syariah yang kompetitif. Oleh karena itu, dukungan dan pengembangan teknologi sangat diperlukan agar dapat dijangkau oleh semua masyarakat.
“Hal ini yang menjadi syarat utama agar industri keuangan syariah kita dapat bersaing dengan negara tetangga bahkan bahkan dunia yang produknya sudah lebih dulu maju,” ungkapnya.
Wimboh berpendapat bahwa penggabungan bank syariah pelat merah dapat menjadi katalisator produk keuangan digital kepada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang unbanked. Dengan begitu, katanya, literasi masyarakat, khususnya kepada pelaku UMKM mesti ditingkatkan.
Ia menilai, jika literasi kepada masyarakat serta pengembangan teknologi tak dilakukan, maka perkembangan industri keuangan syariah akan sulit bersaing.
“Teknologi akan menjadi sangat penting dan kita akan menerapkan platform untuk literasi dan edukasi,” pungkasnya. (SKO)
