Industri

Kebutuhan Nasional Industri Refaktori Setiap Tahun Capai 250.000 Ton

  • JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong penguatan rantai pasok industri refraktori untuk berdaya saing, baik di kancah domestik maupun global. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam mengatakan, industri refraktori merupakan sektor padat modal yang perlu dioptimalkan bahan baku lokalnya. Hal ini sesuai dengan implementasi kebijakan substitusi impor. Adapun saat ini, […]

<p>Pekerja menyelesaikan pembuatan produk mebel di workshop furniture kawasan Kemang Utara, Jakarta, Kamis, 26 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>

Pekerja menyelesaikan pembuatan produk mebel di workshop furniture kawasan Kemang Utara, Jakarta, Kamis, 26 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

(Istimewa)

JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong penguatan rantai pasok industri refraktori untuk berdaya saing, baik di kancah domestik maupun global.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam mengatakan, industri refraktori merupakan sektor padat modal yang perlu dioptimalkan bahan baku lokalnya. Hal ini sesuai dengan implementasi kebijakan substitusi impor.

Adapun saat ini, kebutuhan nasional terhadap produk refraktori mencapai 200.000-250.000 ton per tahun. Sementara itu, pasokan kebutuhan dari industri dalam negeri tercatat 88.000 ton per tahun.

“Kami optimistis, apabila industri refraktori ini tumbuh berkembang dan memiliki performa gemilang, akan mendukung kinerja sektor industri pengolahan nonmigas, khususnya kelompok industri bahan galian nonlogam,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Rabu, 16 Juni 2021.

Diketahui, sepanjang kuartal I-2021, kontribusi industri bahan galian nonlogam terhadap industri pengolahan tercatat 2,57% senilai Rp5,46 triliun.

Khayam menambahkan, industri refraktori menjadi salah satu sektor strategis karena produksinya menopang kebutuhan berbagai manufaktur lainnya. Hasil dari industri refraktori ini pada umumnya digunakan sebagai pelapis untuk tungku, kiln, insinerator, dan reaktor tahan api pada industri semen, keramik, kaca dan pengecoran logam.

Namun, produk jadi refraktori sendiri dibuat dari bahan baku dasar alumina dengan komposisi 95% impor dan 5% menggunakan produk lokal. Sementara itu, produk refraktori bermerek global saat ini diimpor lebih dari 50% dengan nilai kurang lebih Rp2,2 triliun.