Energi

Jokowi Sebut ada 4.400 Sungai yang Berpotensi untuk Pembangkit Listrik

  • Dari lebih dari 4.400 sungai yang potensial, 128 di antaranya yang merupakan sungai besar.
plta-batang-toru-aman-dan-ramah-lingkungan.jpg
PLTA Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Selatan. (PLN)

BADUNG - Bicarakan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebutkan sebanyak lebih dari 4.400 sungai yang tersebar di seluruh Indonesia memiliki potensi untuk dijadikan PLTA.

Saat membuka World Hydropower Congress 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Badung, pada Selasa, 31 Oktober 2023, Jokowi menyampaikan dari lebih dari 4.400 sungai yang potensial, 128 di antaranya yang merupakan sungai besar.

"Terkait potensi hidro, Indonesia memiliki lebih dari 4.400 sungai yang potensial dan 128 di antaranya adalah sungai besar, seperti Sungai Mamberamo di Papua yang memiliki potensi 24.000 megawatt, Sungai Kayan memiliki potensi 13.000 megawatt. Ini di Kalimantan Utara, yang nantinya akan digunakan sebagai sumber listrik untuk Green Industrial Park di Kalimantan," ujar Jokowi seperti dilansir Antara.

Jokowi menyampaikan ribuan sungai tersebut merupakan potensi besar untuk masa depan Indonesia dan bagi generasi mendatang. Meski demikian, Jokowi mengklaim Indonesia dihadapkan pada tantangan, terutama terkait letak sumber daya hydropower yang sering jauh dari pusat konsumen listrik.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Jokowi menyebutkan pemerintah Indonesia telah merancang berbagai rencana percepatan pembangunan jalur transmisi listrik yang menghubungkan lokasi pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat industri dan dapat meningkatkan nilai manfaatnya.

"Selain itu, tantangan lainnya adalah pendanaan dan alih teknologi, di mana ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit dan membutuhkan kolaborasi dengan seluruh kekuatan ekosistem hidro di dunia," sebut Jokowi.

Jokowi berharap forum World Hydropower Congress tersebut dapat menjadi wadah kerjasama yang mampu menghasilkan saran kebijakan serta mendukung peningkatan investasi dalam pemanfaatan energi air untuk mendukung ekonomi hijau yang berkelanjutan. Keinginan tersebut sangat relevan mengingat banyak perubahan dan fenomena alam yang terjadi beberapa waktu belakangan.

"Bumi kita sedang sakit. PBB menyebutkan saat ini bukan lagi global warming, tapi sudah masuk ke global boiling," katanya.

Jokowi menjelaskan apabila suhu bumi naik melebihi 1,5 derajat Celcius, diprediksi hal tersebut akan berdampak pada 210 juta orang yang akan mengalami kekurangan air, 14% dari populasi yang akan terpapar gelombang panas, 297 juta rumah yang akan tergenang banjir pesisir, serta 600 juta orang yang akan mengalami malnutrisi karena gagal panen. Hal tersebut merupakan ancaman nyata bagi masyarakat di seluruh dunia dan membutuhkan kerja sama yang erat.

Jokowi menyebutkan Indonesia berkomitmen dalam mempercepat transisi energi melalui penambahan energi baru terbarukan dalam skala besar mengingat potensi Indonesia akan energi hijau yang melimpah.

"Berdasarkan hitungan diperkirakan mencapai 3.600 gigawatt baik dari matahari, angin, dari panas bumi, dari arus laut dari ombak, dari bioenergi dan juga hydropower," tutup Jokowi.

Tags: PLTA