Jelang Pertemuan Trump-Putin, Rusia Tembus Garis Pertahanan Ukraina
- Rusia setelah menemukan celah di pertahanan, menyusup lebih dalam. Mereka mencoba dengan cepat mengonsolidasi dan mengumpulkan kekuatan untuk kemajuan lebih lanjut

Amirudin Zuhri
Author


JAKARTA,TRENASIA.ID- Pasukan Rusia telah melakukan serangan mendadak ke Ukraina timur dekat kota pertambangan batu bara Dobropillia. Sebuah langkah yang mungkin merupakan upaya untuk meningkatkan tekanan pada Kyiv agar menyerahkan tanah menjelang pertemuan presiden Amerika dan Rusia.
Selama tiga hari terakhir, Rusia telah maju ke utara dalam dua serangan beruntun. Ini menjadi penetrasi terdalamnya dalam sekitar satu tahun. Unit-unit Rusia telah maju hingga 10 kilometer di beberapa titik.
Peta perang DeepState menunjukkan pada hari Selasa bahwa pasukan Rusia telah maju setidaknya 10 km ke utara dalam dua cabang dalam beberapa hari terakhir. “Ini menjadi bagian dari upaya mereka untuk mengambil kendali penuh atas wilayah Donetsk di Ukraina,” kata saluran telegram Ukraina tersebut..
Kemajuan ini merupakan salah satu yang paling dramatis dalam setahun terakhir. Meskipun analis militer mengatakan Rusia menggunakan kelompok kecil tentara untuk mencoba membangun pijakan, dan tidak pasti apakah mereka dapat mempertahankan posisi mereka dalam menghadapi serangan balik Ukraina.
DeepState mengatakan Rusia telah maju ke dekat tiga desa di bagian garis depan yang terkait dengan kota Kostyantynivka dan Pokrovsk. Dua kota yang Moskow coba kepung dengan memanfaatkan kurangnya sumber daya manusia di Kyiv.

Deepstate menyebut situasinya cukup kacau. “Rusia setelah menemukan celah di pertahanan, menyusup lebih dalam. Mereka mencoba dengan cepat mengonsolidasi dan mengumpulkan kekuatan untuk kemajuan lebih lanjut,” tulisnya.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan unit-unit kelompok tentaranya telah meningkatkan posisi mereka di tepi garis depan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy juga mengonfirmasi bahwa kelompok tentara Rusia telah maju sekitar 10 kilometer di beberapa tempat. Namun Zelensky menyebut pasukan Rusia maju dengan tidak memiliki perlengkapan kecuali senjata di tangan. Dia mengklaim beberapa unit musuh sudah ditemukan, sebagian hancur, sebagian ditangkap.
Membentuk Narasi
Zelenskiy mengatakan dorongan Rusia merupakan bagian dari upaya Moskow untuk membentuk narasi menjelang pertemuan puncak Amerika –Rusia. “Moskow ingin menunjukkan bahwa Rusia bergerak maju dan Ukraina kalah,” katanya dalam pidato malam Selasa 12 Agustus 2025.
Seperti diketahui Presiden Amerika Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu di Alaska pada Jumat 15 Agustus 2025. Laporan media yang belum dikonfirmasi mengatakan Putin telah memberi tahu Trump bahwa dia ingin Ukraina menyerahkan sebagian wilayah Donetsk yang tidak dikuasai Rusia.
Pasi Paroinen seorang analis militer di Black Bird Group yang berpusat di Finlandia, mengatakan situasi telah meningkat dengan cepat. Pasukan Rusia menyusup melewati garis Ukraina hingga kedalaman sekitar 17 km dalam tiga hari terakhir.
Unit-unit Rusia terdepan dilaporkan telah mencapai jalan Dobropillia – Kramatorsk. Dan kelompok-kelompok penyusup Rusia juga telah dilaporkan berada di dekat Dobropillia.
Para analis militer sumber terbuka pro-Ukraina terbagi pendapatnya mengenai seberapa signifikan perkembangan tersebut. Sebagian mengatakan bahwa taktik Rusia yang mengirim kelompok-kelompok kecil untuk segera merebut tetapi tidak serta merta menguasai wilayah dalam waktu lama. Ini telah membuat pemetaan perang menjadi jauh lebih sulit.
Dorongan Rusia meskipun tampak tiba-tiba merupakan puncak dari infiltrasi dan perolehan posisi selama lebih dari seminggu. Hal itu disampaikan Konrad Muzyka. Direktur Rochan Consulting.
Sementara bloger militer Ukraina Tatarigami_UA menyebut pada tahun 2014 dan 2015 Rusia melancarkan serangan besar-besaran menjelang negosiasi untuk mendapatkan pengaruh. Dia mengatakan situasi saat ini memang serius. “Tetapi jauh dari kehancuran seperti yang diperkirakan beberapa pihak,” katanya.
Sedangkan Sergei Markov, mantan penasihat Kremlin, mengatakan Rusia mampu maju di tengah keruntuhan sebagian di garis depan. Ini akibat kekurangan tentara Ukraina. Menurutnya terobosan ini bagaikan hadiah bagi Putin dan Trump selama negosiasi. Jika berlanjut hal ini dapat meningkatkan tekanan pada Kyiv untuk menyerahkan sebagian wilayahnya guna mencegah tentara Rusia pada akhirnya merebut sisa Donetsk secara paksa.
Namun untuk melakukan itu, pasukan Rusia pertama-tama perlu menguasai Sloviansk, Kramatorsk, Druzhkivka, dan Kostyantynivka. Sejumlah wilayah yang oleh para analis militer Rusia disebut sebagai kota benteng.
Bohdan Krotevych mantan kepala staf brigade Azov Ukraina dan seorang letnan kolonel Garda Nasional juga angkat bicara. Menulis di X pada Senin malam dia memperingatkan Zelenskiy tentang ancaman tersebut. Dia mengatakan garis depan di daerah itu benar-benar kacau.
