Dunia

Japan Tobacco International Dicap Ukraina Sebagai Pendukung Perang

  • JTI sendiri tidak menjadi satu-satunya perusahaan yang masih beroperasi di Rusia.
Japan Tobacco
Salah satu merek milik JTI (unsplash.com/@javad_esmaeili)

KYIV - Ukraina sebut Japan Tobacco International (JTI) sebagai salah satu perusahaan yang mendukung perang. Hal tersebut dikarenakan JTI tetap melakukan operasional perusahaannya di negara agresor, Rusia.

Melansir Japan Times 27 Agustus 2023, JTI memutuskan melanjutkan operasionalnya di di Rusia dan membayar pajak dalam jumlah besar. Hal tersebut kemudian disebut pihak Ukraina sebagai salah satu tindakan membantu menopang perekonomian untuk kepada negara agresor tersebut.

Sebelumnya pada Maret 2022, perusahaan yang terkenal di Indonesia dengan merek rokok Camel tersebut telah menangguhkan aktivitas investasi dan pemasaran di Rusia sebagai salah satu bentuk sanksi Barat terhadap Moskow atas invasi mereka ke Ukraina seperti dilansir dari situs resmi JTI. Rusia sendiri merupakan salah satu pasar terbesar JTI yang terdapat 4 pabrik dan mempekerjakan hampir 4.000 orang di negara tersebut. 

Namun pihak JTI tidak menampik hal itu tetapi juga menyebutkan sebenarnya JTI juga menjalankan bisnisnya di Ukraina. Oleh karena itu, pejabat JTI yang tidak disebutkan namanya tersebut menjelaskan sebenarnya perusahaan juga membantu Ukraina yang membutuhkan dan terus memberikan kontribusi terhadap perekonomiannya.

Di Rusia, JTI menjual sejumlah merek seperti Camel, Winston, LD, Mevius, dan Sobranie. Selain itu, JTI juga menjual merek asli Rusia seperti Donskoy Tabak, Kiss, Play, Peter I, Troika. KSE Institute melaporkan, JTI mengalami peningkatan volume pendapatan dari 2021 ke 2022 sebanyak US$1,5 miliar atau setara dengan Rp22,50 triliun (kurs Rp15.000).

JTI sendiri tidak menjadi satu-satunya perusahaan yang masih beroperasi di Rusia. Melansir situs proyek dari KSE Institute, Leave Russia, terdapat 1400 lebih perusahaan yang masih melanjutkan operasionalnya di Rusia dan hanya 270 perusahaan yang menghentikan operasionalnya secara keseluruhan di Rusia.

Sejumlah perusahaan besar yang masih melanjutkan operasionalnya di Rusia diantaranya adalah Philip Morris, Pepsi, Nestle, Unilever, Coca Cola, L’Oreal, Lotte, dan masih banyak lagi. Sedangkan yang telah menghentikan operasionalnya secara keseluruhan di Rusia diantaranya Renault, Volkswagen, Shell, MacDonald, Heineken, Nissan, Scania, PwC, KFC, dan masih banyak lainnya.