Industri Rantai Dingin Ternyata Hadapi Sejumlah Tantangan Ini
- Dari sisi regulasi industri rantai dingin memerlukan penyederhanaan regulasi yang tujuannya untuk mempercepat dan mengakselerasi perkembangan industri pangan di Indonesia.

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA - Industri rantai dingin (cold chain) yakni sistem logistik yang menjaga kestabilan suhu untuk produk-produk sensitif selama proses produksi, penyimpanan, transportasi, hingga distribusi memiliki peran krusial dalam menjaga kualitas dan keamanan produk. Namun, industri ini masih menghadapi berbagai tantangan yang perlu segera diatasi.
Kepala Bidang Logistik Cold Chain Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia, Tejo Mulyono, mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan menghadapi tantangan besar dalam pengembangan industri rantai dingin. Selain itu, upaya untuk mengintegrasikan ekosistem logistik pendingin agar mampu mendistribusikan produk ke seluruh wilayah Indonesia dengan keadaan layak terus didorong.
"Para pelaku bisnis yang ukuran kecil seperti warung, UMKM, industri kecil dan menengah untuk kuliner, kemudian waralaba, jaringan restoran, itu semua bisa mengirimkan produk-produknya ke seluruh Indonesia. Dan itu kami akan coba bekerja sama dengan semua stakeholder," ujarnya di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta Pusat pada Rabu, 7 Mei 2025.
- Carney ke Trump: Kanada Tidak akan Pernah Dijual
- Begini Cara AFPI Perkuat Industri Fintech Lending Melalui AI
- Apa Itu Worldcoin? Bagaimana Cara Kerja dan Tujuannya?
- Berperan Penting dalam Stabilitas Ekonomi, Perlindungan Petani dan Tenaga Kerja Padat Karya Perlu Jadi Prioritas
Tejo mengatakan dari sisi regulasi industri rantai dingin memerlukan penyederhanaan regulasi yang tujuannya untuk mempercepat dan mengakselerasi perkembangan industri pangan di Indonesia.
Tantangan selanjutnya yang dihadapi industri cold chain adalah dari sisi infrastruktur, alat penunjang seperti gudang-gudang pendingin turut menjadi masalah selama ini. Disusul dengan sumber daya listrik hingga sumber daya manusia (SDM).
"Karena cold chain itu adalah artinya kita harus bisa menjaga keuntuhan, kesegaran pangan dari hulu sampai hilir, sampai end user, sampai di depan kita makan," lanjutnya.
Hal ini diakui Tejo juga sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang salah satunya terkait ketahanan pangan. Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
Untuk itu PT Wahana Kemalaniaga Makmur (WAKENI), menggelar empat pameran industri yang mengintegrasikan industri rantai dingin di Indonesia. Pameran ini mencangkup International Indonesia Seafood & Meat (IISM) Expo, Indonesia Cold Chain Expo, Warehousing & Storage Handling Expo, dan Indonesia Smart Logistics & Supply Chain Expo.
Kolaborasi lintas sektor antara pelaku industri, penyedia teknologi, dan pemangku kebijakan menjadi fokus utama dalam pembukaan resmi pameran rantai dingin dan logistik terbesar di Indonesia, yang digelar di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, pada 7–10 Mei 2025.
Dengan mengangkat tema #WeAreColdChain, ia menekankan pentingnya sinergi antara pelaku usaha dan teknologi dalam memperkuat ketahanan pangan dan memperluas pasar ekspor produk Indonesia.
WAKENI secara khusus menyiapkan pameran dengan luas area lebih dari 8.000 meter persegi, dan menghadirkan lebih dari 250 perusahaan peserta dari dalam dan luar negeri, termasuk dari Indonesia, China, Swedia, Singapore, Malaysia, Thailand, Vietnam, India, dan Korea Selatan dengan target kehadiran lebih dari 30.000 pengunjung profesional dari seluruh ekosistem rantai pasok.
Pameran ini terbuka gratis untuk kalangan profesional dan dapat diakses melalui registrasi online di www.iism-expo.com. Ikuti perkembangan terbaru di Instagram @iismexpo dan bergabunglah dalam gerakan membangun rantai dingin nasional lewat tagar #WeAreColdChain.

Amirudin Zuhri
Editor
