Tren Global

Menilik Perbandingan Modernisasi Transportasi Kereta di ASEAN

  • Berbeda dengan Indonesia, Vietnam masih berada di tahap perencanaan ambisius. Pemerintah sudah menyetujui pembangunan jalur kereta cepat North–South sepanjang 1.541 km
IMG_0137 (5).JPG
Kereta Cepat Whoosh saat berhenti di Stasiun Halim, Sabtu 28 Oktober 2023 (Foto: Khafidz Abdulah/ Trenasia) (Foto: Khafidz Abdulah/ Trenasia)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Persaingan modernisasi transportasi massal di Asia Tenggara semakin ketat. Indonesia kini menjadi negara pertama di kawasan ASEAN yang berhasil mengoperasikan kereta cepat komersial, Whoosh Jakarta–Bandung, sejak 2023.

Namun, bagaimana posisi Indonesia dibandingkan negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia?

Indonesia: Whoosh Jadi Kebanggaan Baru

Indonesia memiliki jaringan rel aktif sepanjang 7.451 km. Selain jalur konvensional, proyek besar yang sudah rampung adalah kereta cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh dengan kecepatan hingga 350 km per jam. Proyek lain seperti Trans-Sumatra Railway dan jalur Sulawesi juga terus dikebut.

Revitalisasi besar-besaran di Stasiun Manggarai hingga ekspansi MRT/LRT menunjukkan bahwa Indonesia sedang serius menjadikan transportasi berbasis rel sebagai tulang punggung mobilitas masa depan.

Vietnam: Ambisi 1.500 Km HSR

Berbeda dengan Indonesia, Vietnam masih berada di tahap perencanaan ambisius. Pemerintah sudah menyetujui pembangunan jalur kereta cepat North–South sepanjang 1.541 km yang menghubungkan Hanoi–Ho Chi Minh. Jika terealisasi pada 2035, kereta ini akan melaju hingga 350 km/jam.

Proyek ini digadang-gadang akan menjadi salah satu yang terbesar di Asia, meskipun hingga kini masih pada tahap studi pendanaan dan desain teknis.

Thailand: Ngebut ke Nong Khai

Thailand memiliki panjang rel sekitar 4.507 km, mayoritas masih single-track. Namun, negara ini tengah membangun HSR Bangkok–Nong Khai, bagian dari jalur rel internasional menuju Laos dan Cina. Tahap pertama sepanjang 253 km ditargetkan beroperasi pada 2027, meski progres baru sekitar 35%.

Jika berhasil, Thailand akan menjadi salah satu simpul penting jaringan kereta cepat regional di ASEAN.

Malaysia: Lengkap, Tapi Masih Tertahan di HSR

Malaysia punya jaringan rel komprehensif sepanjang 2.050 km, dengan layanan LRT, MRT, komuter, hingga monorel di Kuala Lumpur. Proyek besar seperti East Coast Rail Link (ECRL) tengah berjalan, namun rencana HSR Kuala Lumpur–Singapura masih tarik ulur akibat kendala politik dan biaya.

Meski begitu, Malaysia tetap unggul dalam layanan kereta perkotaan yang modern dan terintegrasi.

Jika dibandingkan, Indonesia saat ini unggul sebagai satu-satunya negara ASEAN yang sudah mengoperasikan HSR komersial. Namun, Vietnam dan Thailand punya proyek ambisius yang bisa menyalip dalam satu dekade mendatang. Sementara Malaysia meski tertahan di HSR, tetap menjadi pemain penting dalam layanan kereta perkotaan.

Bagi Indonesia, keberhasilan Whoosh bukan akhir cerita. Tantangan berikutnya adalah memastikan integrasi antar moda, memperluas jaringan ke kota besar lain, serta menjaga harga tiket tetap terjangkau agar benar-benar jadi transportasi rakyat.