Indonesia Beli 42 Jet Tempur J-10 China, Inilah Harga, Spesifikasi dan Sejarah Pesawat
- Setelah puluhan tahun bergantung pada pemasok Barat pembelian senjata besar-besaran dari Beijing dapat diartikan sebagai pergeseran orientasi keamanan Indonesia

Amirudin Zuhri
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID- Indonesia akan memperoleh sedikitnya 42 jet tempur Chengdu J-10 buatan China. Langkah yang menandai kesepakatan pembelian pesawat non-Barat dan Rusia pertama negara ini.
Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin Rabu 15 Oktober 2025. Safrie meyakinkan jet-jet tempur itu akan segera terbang di atas Jakarta. Namun dia menolak memberikan detail lebih lanjut mengenai pembelian tersebut. Termasuk varian yang dibeli dan kapan akan datang.
Rencana pembelian J-10 pertama kali diungkapkan bulan lalu oleh juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigjen Frega Wenas. Laporan saat itu menyebutkan Angkatan Udara Indonesia masih meninjau jet tempur buatan China tersebut. Hal ini untuk memastikan akuisisi tersebut akan secara efektif memperkuat kemampuan pertahanan udara Indonesia.
Harga Pesawat
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa pada hari Rabu mengonfirmasi bahwa kementeriannya telah menyetujui permintaan anggaran senilai US$9 miliar atau sekitar Rp150 triliun (kurs Rp16.500).dari Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin untuk tahun mendatang. Namun, Menkeu tidak bisa memastikan apakah dana tersebut secara spesifik dialokasikan untuk pembelian jet tempur J-10.
"Kalau untuk yang tahun depan, sudah kami setujui. Ini pembelian enggak tahu pakai yang mana," ujar Purbaya Rabu .
Sementara pembuat pesawat asal China, Chengdu Aircraft Industry Group, telah menempatkan J-10C di pasar internasional dengan perkiraan harga masing-masing sebesar US$50 juta atau sekitar Rp829 miliar. Hal itu diungkapkan dalam laporan South China Morning Post beberapa waktu lalu.
Indonesia telah memulai upaya untuk meningkatkan dan memodernisasi persenjataan militernya serta memperkuat industri pertahanannya di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Sejak diangkat menjadi Menteri Pertahanan pada tahun 2019 Prabowo telah berkelana ke seluruh dunia termasuk mengunjungi China, Prancis, Rusia, Turki, dan Amerika serikat. Salah satunya untuk memperoleh sistem persenjataan militer baru serta kemampuan pengawasan dan pertahanan territorial.
Angkatan Udara Indonesia saat ini memiliki jet tempur dari berbagai negara termasuk Amerika, Rusia, dan Inggris. Beberapa pesawat ini perlu ditingkatkan atau diganti// Indonesia juga menyelesaikan pesanan 42 jet tempur Dassault Rafale Prancis pada Januari 2024 dengan pengiriman pertama diharapkan pada awal 2026. Negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini juga mengumumkan pembelian dua kapal selam Scorpene Evolved Prancis, dan 13 radar intersepsi kendali darat Thales.
Sementara itu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan pada bulan Juni bahwa negaranya akan mengekspor 48 jet tempur KAAN ke Indonesia. Jet siluman yang sedang dalam tahap pengembangan ini akan akan diproduksi di Turki dan diekspor ke Indonesia.
Implikasi Geopolitik
Analis memperkirakan langkah Indonesia ini akan memunculkan dampak geopolitik. Beni Sukadis, analis pertahanan dari Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia mengatakan bahwa meskipun tidak berpihak secara politik, pemerintah tidak boleh meremehkan implikasi geopolitik dari pilihannya.
“Setelah puluhan tahun bergantung pada pemasok Barat pembelian senjata besar-besaran dari Beijing dapat diartikan sebagai pergeseran orientasi keamanan Indonesia di tengah meningkatnya pengaruh militer dan diplomatik China di kawasan Asia Tenggara,” katanya dikutip Asociated Press Kamis 16 Oktober 2025.
Dia memperingatkan bahwa langkah tersebut dapat memicu sensitivitas regional atas Laut Cina Selatan di mana China memiliki kepentingan langsung.
- Baca juga: AS Akui Kemenangan J-10 atas Rafale, Dunia Memantau Ketat Pertempuran Udara India-Pakistan
Sejarah dan Spesifikasi
J-10 adalah jet tempur satu mesin yang dikembangkan China. Asal-usul jet tempur ini sering disebut berasal dari Lavi. Pesawat tempur buatan Israel yang gagal produksi. Lavi sendiri diyakini sebagai tiruan dari F-16 Fighting Falcon.
Dikutip dari Airforce Technology, China secara resmi mengumumkan J-10 pada Februari 2007. Keberadaan J-10 pertama kali dilaporkan pada tahun 1994, tetapi program J-10 baru dimulai pada tahun 1988 dan penerbangan perdana pesawat berkursi tunggal ini dilakukan pada tahun 1998. Varian berkursi ganda melakukan penerbangan perdananya pada tahun 2003. Ada laporan bahwa J-10 mulai beroperasi pada tahun 2005. J-10C merupakan varian terbaru J-10 dan mulai digunakan Angkatan Udra China pada April 2018.
J-10 dapat terbang dengan kecepatan maksimum 2.327 km/jam di ketinggian tinggi dan memiliki ketinggian layanan 18.000 m. Jangkauan dan radius tempur pesawat masing-masing adalah 1.850 km dan 550 km. Pesawat ini berbobot sekitar 9.750 kg dan memiliki berat lepas landas maksimum 19.277 kg.
Selain diterbangkan China, J-10 juga digunakan oleh Angkatan Udara Pakistan. J-10C mendapat ketenaran ketika jet milik Pakistan menembak jatuh jet tempur Rafale Angkatan Udara India dalam konflik bersenjata Mei 2025 lalu.

Amirudin Zuhri
Editor
