Tren Pasar

IHSG Sempat Jatuh, Simak Peluang Buy on Weakness Saham BBRI hingga MEDC

  • IHSG anjlok 1,06% ke level 8.040 pada perdagangan Kamis, 25 September 2025. Analis melihat peluang buy on weakness di saham BBRI, DEWA, ERAA, hingga MEDC.
WhatsApp Image 2025-09-05 at 16.18.34.jpeg
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memastikan transaksi nasabah tetap lancar selama long weekend Maulid Nabi 2025 dengan membuka Weekend Banking di 68 kantor cabang dan mengoptimalkan layanan digital seperti BRImo, AgenBRILink, hingga E-Channel. (BRI)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Badai aksi ambil untung tengah menghantam Bursa Efek Indonesia. Pada perdagangan kemarin, Kamis, 25 September 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi signifikan 1,06% ke level 8.040, diiringi oleh peningkatan volume penjualan yang dominan di pasar.

Menurut para analis, pelemahan ini didorong oleh kombinasi antara aksi profit taking, pelemahan Rupiah, dan ketidakpastian mengenai arah suku bunga The Fed. Tekanan ini diprediksi akan berlanjut pada perdagangan hari ini, Jumat, 26 September 2025.

Namun, di tengah awan kelabu ini, para analis justru melihat adanya peluang emas bagi para investor untuk melakukan aksi beli saat harga turun. Lantas, saham apa saja yang masuk dalam 'contekan' mereka? Mari kita bedah tuntas.

1. Badai Profit Taking dan Sentimen Negatif

Koreksi tajam yang terjadi kemarin tidak hanya dipicu oleh satu faktor. Phintraco Sekuritas menyoroti adanya kombinasi sentimen negatif yang menghantam pasar. Aksi profit taking menjadi yang utama, setelah IHSG reli dalam beberapa waktu terakhir.

Selain itu, berlanjutnya pelemahan nilai tukar Rupiah juga ikut menjadi pemberat. Sentimen ini diperparah oleh ketidakpastian mengenai arah penurunan suku bunga The Fed selanjutnya, yang membuat investor global cenderung lebih berhati-hati dan memilih mengamankan posisi.

“Aksi profit taking dan berlanjutnya pelemahan rupiah menjadi sentimen negatif. Ketidakpastian penurunan suku bunga The Fed selanjutnya semakin menambah faktor negatif,” tulis riset Phintraco Sekuritas pada Jumat, 26 September 2025. 

2. Pelangi dari Proyeksi Ekonomi Indonesia

Namun, di tengah sentimen negatif jangka pendek ini, ada kabar baik dari sisi fundamental jangka panjang. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) secara resmi menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 dan 2026.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kini dinaikkan menjadi 4,9% untuk tahun 2025 dan 5,2% untuk tahun 2026. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya, menunjukkan adanya kepercayaan dari lembaga internasional terhadap ketahanan ekonomi domestik.

Meskipun begitu, OECD juga memperkirakan inflasi akan sedikit meningkat pada 2026. Kenaikan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh efek depresiasi nilai tukar Rupiah yang terjadi belakangan ini, yang akan berdampak pada harga barang impor.

3. Sinyal Teknikal: Waspadai Level Support Kunci

Dari sisi teknikal, Phintraco Sekuritas melihat adanya sinyal-sinyal pelemahan. Indikator Stochastic RSI telah membentuk death cross di area overbought, sementara histogram MACD juga mulai melemah, menandakan tekanan jual yang masih dominan.

"Dengan demikian, IHSG hari ini diprediksi melanjutkan koreksi menguji level support di 7.980-8.000," tambah riset tersebut. Level inilah yang akan menjadi benteng pertahanan krusial bagi Indeks Harga Saham Gabungan dalam beberapa waktu ke depan.

Pandangan serupa juga datang dari MNC Sekuritas. Mereka melihat IHSG akan menjelajahi area support di 8.005-7.840, yang menjadi area krusial untuk menentukan arah pergerakan pasar selanjutnya di tengah volatilitas yang sedang terjadi.

4. Contekan Saham Pilihan MNC Sekuritas

Di tengah potensi koreksi inilah MNC Sekuritas melihat adanya peluang buy on weakness. Berikut adalah saham andalan mereka, lengkap dengan level harganya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA).

Rekomendasi untuk BBRI adalah buy on weakness di area Rp3.950-Rp4.070 dengan target Rp4.210-Rp4.380. Sementara untuk DEWA, area belinya di Rp258-Rp270 dengan target Rp292-Rp304.

Dua nama lain dalam 'contekan' mereka adalah PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), yang dinilai menarik untuk diakumulasi saat harganya sedang turun dengan target dan stop loss yang sudah ditentukan.

5. Skuad Alternatif dari Phintraco Sekuritas

Sementara itu, Phintraco Sekuritas memiliki lima saham jagoan yang berbeda. Mereka merekomendasikan duo emiten poultry PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

Melengkapi skuad alternatif mereka, ada juga saham dari sektor konsumer yang defensif, yaitu PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Tbk (ULTJ). Sektor properti diwakili oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan sawit oleh PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG).

Tags: BBRIMEDC