Tren Global

Hutan Tropis RI, Aset Lawan Pemanasan Global yang Makin Terkikis

  • Sebagai rumah bagi ekosistem tropis terpenting di planet ini, hutan Indonesia berperan vital dalam menyerap karbon global. Tekanan industri, penggundulan hutan dan kebakaran menjadi ancaman serius.
Reserve-de-Supayang-JM-Bouve-2013-21-homepage1.jpg
Salah satu lansekap hutan di Indonesia. (Kalaweit)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Indonesia bukan sekadar negara yang memiliki hutan, Indonesia adalah salah satu pilar ekologi terbesar di bumi. Dengan cakupan hutan tropis yang luas, peran negara ini sangat vital bagi stabilitas iklim global, kelestarian keanekaragaman hayati dunia, hingga keberlanjutan ekosistem planet. 

Data terbaru 2024–2025 memperlihatkan betapa besarnya pengaruh Indonesia bagi dunia, sekaligus menunjukkan bahwa tekanan terhadap hutan tropis di Nusantara masih sangat tinggi.

Menurut data resmi Kementerian Kehutanan, pada 2024 luas lahan berhutan di Indonesia mencapai sekitar 95,5 juta hektare, yang berarti 51,1% dari total daratan nasional masih tertutup hutan. 

Dari total tersebut, sekitar 87,8 juta hektare berada dalam kawasan hutan yang dikategorikan resmi oleh pemerintah. Angka ini menggambarkan Indonesia tetap mempertahankan lebih dari separuh wilayah daratannya sebagai ekosistem hutan, sebuah aset lingkungan dengan nilai ekologis dan klimatologis yang luar biasa penting bagi dunia.

Hutan tropis Indonesia merupakan rumah bagi sebagian besar kekayaan hayati dunia. Balai Kliring Keamanan Hayati mencatat,meskipun Indonesia hanya memiliki sekitar 1,3% dari total permukaan bumi, negara ini menampung sekitar 10% spesies tumbuhan berbunga dunia, 12% mamalia, 16% reptil dan amfibi, 17% burung, serta lebih dari 25% spesies ikan dunia. 

Selain jumlah yang besar, tingkat endemisitas di Indonesia sangat tinggi, artinya banyak spesies yang hanya bisa ditemukan di kepulauan Indonesia dan tidak eksis di tempat lain di planet ini. 

Kondisi ini menjadikan hutan Indonesia sebagai salah satu hotspot keanekaragaman hayati terpenting di Bumi, serta sebagai sumber daya genetik yang memiliki potensi luas bagi ilmu pengetahuan, kesehatan, dan pangan global.

Hutan Tropis Menyerap Karbon Global

Selain kaya akan biodiversitas, hutan tropis Indonesia dan kawasan gambutnya merupakan benteng karbon dunia. Indonesia merupakan pemilik cadangan karbon gambut tropis terbesar di planet ini. 

Lahan gambut di Sumatra, Kalimantan, dan Papua menyimpan karbon dalam jumlah sangat besar, bahkan mencapai ribuan megaton di setiap hektarnya tergantung kedalaman gambut.

Secara keseluruhan, Interfaith Rainforest Initiative mencatat hutan dan gambut Indonesia diperkirakan menyimpan sekitar 13 miliar metrik ton karbon, menjadikannya sebagai salah satu lokasi penyimpanan karbon terbesar yang mampu memperlambat pemanasan global. 

Jika ekosistem ini dirusak, karbon raksasa tersebut akan dilepaskan ke atmosfer, memperparah perubahan iklim dengan cepat. Karena itu, keberadaan hutan dan gambut Indonesia bukan hanya penting bagi masyarakat lokal, tetapi juga merupakan faktor penentu dalam mitigasi perubahan iklim global.

Deforestasi & Kerusakan

Kekayaan ekologis itu menghadapi ancaman nyata. Pada tahun 2024, deforestasi netto di Indonesia mencapai 175,4 ribu hektar, hasil dari deforestasi bruto sebesar 216,2 ribu hektar yang dikurangi angka reforestasi sebesar 40,8 ribu hektar. 

Mayoritas kehilangan tutupan hutan terjadi pada hutan sekunder dengan luas sekitar 200,6 ribu hektar, dan yang mengkhawatirkan, sekitar 69,3% berada dalam kawasan hutan resmi yang seharusnya dilindungi. 

Penyebab deforestasi tidak berubah banyak dari tahun-tahun sebelumnya: alih fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit, pertambangan, serta kebakaran hutan dan lahan, terutama di wilayah gambut. 

Baca juga : Libur Nataru, Kepala Daerah Dilarang Nglencer ke Luar Negeri

Karhutla diperkirakan berkontribusi sekitar 10% dari total kehilangan hutan pada 2024. Kehilangan hutan primer dan gambut bukan hanya masalah ekologis di tingkat nasional, tetapi juga menjadi masalah global karena berdampak terhadap pelepasan karbon, rusaknya habitat alami ribuan spesies, hingga terganggunya sistem iklim dan siklus hidrologi dunia.

Nasib hutan tropis Indonesia bukan hanya urusan nasional, melainkan urusan seluruh umat manusia. Kerusakan atau hilangnya hutan tropis Indonesia akan berdampak pada pelepasan karbon dalam jumlah yang sangat besar, mempercepat perubahan iklim, mengganggu pola hujan global, dan memicu risiko cuaca ekstrem. 

Selain itu, hilangnya habitat berarti ancaman kepunahan bagi banyak spesies penting, termasuk yang belum pernah didokumentasikan oleh sains. Oleh karena itu, konservasi hutan Indonesia adalah salah satu langkah paling strategis yang dapat dilakukan untuk menjaga stabilitas iklim global, melindungi keanekaragaman hayati planet, dan memastikan keberlanjutan generasi mendatang.