Hasil Investasi Asuransi Jiwa Anjlok, Asuransi Umum Justru Catat Kenaikan Double Digit
- Industri asuransi umum membukukan kenaikan hasil investasi sebesar 19,8%, meningkat dari Rp6,20 triliun pada 2023 menjadi Rp7,43 triliun pada 2024.

Idham Nur Indrajaya
Author


Ilustrasi jenis dan pilihan asuransi yang perlu Anda miliki/freepik.com
(freepik.com)JAKARTA – Industri asuransi di Indonesia mengalami dinamika yang kontras sepanjang tahun 2024, terutama dalam hal hasil investasi. Meskipun asuransi umum mencatat pertumbuhan signifikan pada hasil investasinya, industri asuransi jiwa justru mengalami penurunan yang cukup dalam. Kondisi ini menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi kinerja keuangan masing-masing sektor.
Industri asuransi umum membukukan kenaikan hasil investasi sebesar 19,8%, meningkat dari Rp6,20 triliun pada 2023 menjadi Rp7,43 triliun pada 2024. Reasuransi juga mengalami peningkatan hasil investasi sebesar 8,4%, mencapai Rp1,17 triliun. Kenaikan ini memberikan sedikit penyangga terhadap tekanan yang dihadapi industri akibat merosotnya hasil underwriting.
- BBRI Paling Stabil di Tengah Gejolak Saham BUMN Usai Rating Baru JP Morgan
- Jadi Saksi Baru Korupsi Pertamina, Siapa Taufik Aditiyawarman?
- Ini Dia 7 Pejabat Pertamina yang Tersandung Kasus Korupsi
Sebaliknya, industri asuransi jiwa mengalami tekanan besar dengan hasil investasi yang anjlok 24,8%. Dari Rp31,80 triliun pada tahun 2023, hasil investasi turun menjadi Rp23,91 triliun pada 2024. Faktor utama yang menyebabkan penurunan ini adalah volatilitas pasar modal serta kinerja investasi yang kurang optimal di beberapa instrumen keuangan utama, seperti saham dan reksa dana.
Dampak Terhadap Kinerja Keuangan
Meski hasil investasi asuransi umum tumbuh, industri ini tetap mengalami tekanan akibat defisit underwriting yang tajam. Laba sebelum pajak industri asuransi umum berbalik menjadi rugi sebesar Rp10,13 triliun dari laba Rp7,80 triliun pada 2023. Demikian pula, reasuransi mengalami penurunan laba sebelum pajak sebesar 121,7%, menjadi rugi Rp0,33 triliun.
Di sisi lain, industri asuransi jiwa menghadapi penurunan total pendapatan sebesar 0,7%, dari Rp220,23 triliun pada 2023 menjadi Rp218,73 triliun pada 2024. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh merosotnya hasil investasi, meskipun premi masih mencatat pertumbuhan positif sebesar 4,3%, mencapai Rp185,39 triliun.
Beda Arah Alokasi Investasi
Untuk diketahui, di industri asuransi jiwa, investasi paling banyaknya dialokasikan ke Surat Berharga Negara (SBN), sedangkan asuransi umum lebih banyak berinvestasi di deposito.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan mengatakan, pihaknya memilih aset yang cenderung minim risiko, dan deposito menjadi salah satu pilihannya.
Sementara itu, di asuransi jiwa, portofolio investasi di deposito justru menurun 17% jika dibandingkan dengan tahun 2023.
“Untuk asuransi umum dan reasuransi kita perginya kepada less risk assets atau berinvestasi kepada instrumen seperti deposito dan surat utang,” ujar Budi dalam paparan kinerja asuransi umum tahun 2024 di Jakarta, Rabu, 5 Maret 2025.
Pertumbuhan Premi dan Tantangan Klaim
Industri asuransi umum mengalami kenaikan premi sebesar 8,7%, dengan beberapa lini bisnis mencatat pertumbuhan signifikan, seperti:
- Asuransi properti naik 14,7% menjadi Rp30,36 triliun.
- Asuransi kesehatan melonjak 77,2% menjadi Rp11,82 triliun.
- Asuransi kendaraan bermotor naik 3,3% menjadi Rp20,14 triliun.
- Asuransi marine hull tumbuh 22% menjadi Rp3,16 triliun.
Namun, klaim juga meningkat, dengan total klaim yang dibayarkan naik 8,5% menjadi Rp49,90 triliun. Kenaikan terbesar terjadi pada asuransi properti (24,7%) dan asuransi kendaraan bermotor (11%).
Sementara itu, industri asuransi jiwa juga menghadapi tantangan dalam pembayaran klaim. Total klaim yang dibayarkan mencapai Rp160,07 triliun, dengan kenaikan signifikan pada klaim akhir kontrak (13,9%) dan klaim kesehatan (16,4%). Meskipun demikian, klaim surrender mengalami penurunan 13,3%, yang menunjukkan adanya perbaikan dalam retensi polis.
- Jadi Petinggi Danantara, Inilah Kasus Hukum yang Menghantui Dony Oskaria
- Info Lowongan Kerja Danantara Hoax, Ini Proses Rekrutmen yang Asli
- INKP, AKRA, UNVR jadi Top Gainers Pembukaan LQ45
Arah Kebijakan dan Optimisme Industri
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Budi Herawan, menilai bahwa meskipun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan, industri tetap optimis terhadap pertumbuhan di tahun 2025. Ia menekankan pentingnya strategi underwriting yang lebih selektif serta penguatan pengelolaan investasi untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan asuransi.
Di sisi lain, Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko, dan GCG AAJI, Fauzi Arfan, berharap regulasi baru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan diterapkan pada 2025, termasuk mekanisme Coordination of Benefit (CoB), dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan klaim kesehatan dan memperkuat industri asuransi jiwa.

Amirudin Zuhri
Editor
