Harta Taylor Swift Melambung Tinggi Usai Rilis Album The Life of a Showgirl
- Bloomberg Billionaires Index memperkirakan Taylor Swift kini memiliki kekayaan senilai US$2,1 miliar atau sekitar Rp34,85 triliun, meningkat satu miliar dolar dibanding dua tahun lalu.

Distika Safara Setianda
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Taylor Swift merilis album terbarunya The Life of a Showgirl tepat tengah malam, dan para Swifties langsung menyerbu hingga membuat Spotify sempat mengalami gangguan.
Seluruh 12 lagu dari album baru Swift dirilis di platform tersebut, dengan Spotify yang juga mengumumkannya lewat akun X resmi mereka.
Taylor Swift, penyanyi pop asal Amerika, bukan hanya ikon musik, tetapi juga kekuatan finansial besar. Setelah menutup era Eras dan memperkenalkan citra barunya lewat Showgirl, ia kembali menjadi pemain utama di industri musik.
Satu pertanyaan yang terus muncul di benak banyak orang adalah, berapa sebenarnya penghasilan Taylor Swift dari deretan albumnya yang laris, konser megah, tur lintas benua yang selalu sold out, dan berbagai proyek lainnya?
Bloomberg Billionaires Index memperkirakan Taylor Swift kini memiliki kekayaan senilai US$2,1 miliar atau sekitar Rp34,85 triliun, meningkat satu miliar dolar dibanding dua tahun lalu.
Sebagian dari peningkatan ini berasal dari pendapatan The Eras Tour yang memecahkan rekor dan film konsernya yang masih terus memberikan pemasukan, serta pembelian hak cipta atas seluruh album awalnya.
Berapa Penghasilan Taylor Swift per Penampilan?
Menurut berbagai sumber, ia menghasilkan sekitar US$13 juta untuk setiap konsernya. Forbes melaporkan Taylor Swift meraup pendapatan luar biasa, antara US$10 hingga US$13 juta per malam hanya dari tur Eras.
Namun, angka tersebut merupakan pendapatan kotor, belum dikurangi biaya seperti bagian promotor, sewa venue, panggung, gaji kru, logistik, serta pajak. Setelah semua biaya tersebut dipotong, diperkirakan Swift membawa pulang sekitar US$5-US$6 juta dari setiap pertunjukan.
Dilansir dari The Economic Times, dengan lebih dari 149 pertunjukan, tur Eras berhasil mengumpulkan pendapatan tiket lebih dari US$2,07 miliar.
Jika ditambah dengan penjualan merchandise, yang rata-rata mencapai sekitar US$2 juta per konser, serta pendapatan dari streaming dan katalog musiknya, jelas terlihat bagaimana kerajaan finansial Swift terus berkembang pesat.
Perilisan Film Konser
Film konser terakhirnya, Taylor Swift: The Eras Tour, menjadi berkah luar biasa bagi industri box office yang lesu pasca-Covid, dengan pendapatan global mencapai US$261,7 juta, menurut data IMDb.
AMC, selaku distributor film tersebut, menyatakan film itu “memecahkan rekor pendapatan penjualan tiket prarilis dalam satu hari,” melampaui rekor sebelumnya yang dipegang Spider-Man: No Way Home yang ludes dalam waktu kurang dari tiga jam setelah tiket mulai dijual.
Taylor Swift juga memilih untuk bekerja sama langsung dengan jaringan bioskop AMC, melewati jalur studio film tradisional sehingga ia bisa memperoleh porsi keuntungan kotor yang lebih besar.
Kini, Swift kembali menggandeng AMC untuk proyek film berikutnya, Taylor Swift: The Official Release Party of a Showgirl, sebuah film konser yang dikemas sebagai pesta perilisan album terbarunya dan hanya tayang selama satu akhir pekan.
Menurut laporan Deadline, film ini diperkirakan akan meraup pendapatan domestik antara US$30 hingga US$35 juta.
Penggerak Ekonomi Lokal
Eras Tour Taylor Swift memberikan dampak ekonomi yang meluas di 51 kota yang ia singgahi. Tur ini menjadi yang berpendapatan tertinggi sepanjang masa, dengan penjualan tiket di Amerika Utara saja diperkirakan mencapai US$2,2 miliar.
Menurut perusahaan survei Question Pro, para penggemar Swift atau Swifties menghabiskan sekitar US$5 miliar di Amerika Serikat untuk tur Eras.
Sementara, Asosiasi Perjalanan AS menemukan rata-rata penonton Eras Tour mengeluarkan sekitar US$1.300 untuk perjalanan, akomodasi, makanan, dan merchandise, jumlah yang setara dengan pengeluaran para penonton Super Bowl.
Pusat-pusat kota yang dikunjungi Swift melaporkan lonjakan lalu lintas dan tingkat hunian hotel, bahkan memecahkan rekor di beberapa kota seperti Pittsburgh, Pennsylvania.
Meski perilisan album barunya tidak akan berdampak pada angka PDB sebesar tur Eras, profesor ekonomi dari American University Kara Reynolds mencatat, perilisan album Swift cenderung lebih banyak uang secara lokal dibandingkan artis lain.
Dampak itu terlihat dari meningkatnya aktivitas bisnis di bar atau restoran yang mengadakan pesta perilisan, pelanggan yang membeli pakaian baru untuk menghadiri acara tersebut, serta peningkatan penjualan tiket di bioskop.

Distika Safara Setianda
Editor
