Tren Global

Harga Smartphone Diprediksi Naik pada 2026, Ini Sederet Penyebabnya

  • Pelonggaran kebijakan ekspor yang dikeluarkan Donald Trump pada bulan Desember 2025 memungkinkan pengiriman chip AI canggih, seperti Nvidia H200, ke China dengan tarif 25% 2025. Namun, kebijakan ini dinilai tidak menyentuh akar persoalan yang dihadapi industri smartphone.
images (5).jpg
iphone 16 (https://www.iqguernsey.com/iphone/iphone-16)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Harga smartphone Android diperkirakan akan mengalami kenaikan signifikan pada 2026. Lonjakan harga tersebut dipicu oleh krisis pasokan komponen memori global akibat ledakan kebutuhan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Dilansir dari laman Reuters, Jumat, 19 Desember 2025, tekanan harga smartphone saat ini bersumber dari kelangkaan pasokan komponen memori utama, seperti DRAM dan NAND. Lonjakan permintaan memori berkecepatan tinggi (High-Bandwidth Memory/HBM) untuk pusat data AI mendorong produsen global mengalihkan kapasitas produksi mereka.

Perusahaan teknologi besar seperti Google, Meta, dan Nvidia membutuhkan pasokan memori dalam jumlah masif untuk mendukung pengembangan dan operasional pusat data AI. 

Kondisi ini membuat produsen memori utama dunia, Samsung, SK Hynix, dan Micron lebih memprioritaskan segmen enterprise yang menawarkan margin keuntungan lebih tinggi dibandingkan pasar konsumen.

Baca juga : KPK Tangkap Bupati Bekasi dan Masalah Sistemik Korupsi Pejabat Muda

Akibatnya, pasokan memori untuk produk konsumen seperti smartphone dan laptop menjadi semakin terbatas. Lembaga riset Counterpoint Research memproyeksikan harga memori akan naik sekitar 30% pada kuartal IV 2025 dan berpotensi kembali meningkat hingga 20% pada awal 2026. Sejumlah laporan bahkan menyebut kenaikan harga memori dapat mencapai 40% hingga 100% pada periode tertentu.

Kenaikan ini diperkirakan akan mendorong biaya material smartphone meningkat sekitar 5–15%, terutama pada segmen entry-level dan menengah yang sangat sensitif terhadap harga komponen.

Strategi Produsen: Spesifikasi Dipangkas

Untuk menjaga margin keuntungan, produsen ponsel atau original equipment manufacturer (OEM) diperkirakan akan mengambil sejumlah langkah penyesuaian.

Strategi tersebut antara lain menaikkan harga jual, mengurangi spesifikasi tertentu seperti kualitas kamera, layar, atau kapasitas RAM, hingga memangkas jumlah varian model yang dipasarkan.

Tekanan ini diproyeksikan mendorong kenaikan rata-rata harga jual (average selling price/ASP) smartphone secara global sekitar 6,9% pada 2026.

Pelonggaran kebijakan ekspor yang dikeluarkan Donald Trump pada bulan Desember 2025 memungkinkan pengiriman chip AI canggih, seperti Nvidia H200, ke China dengan tarif 25% 2025. Namun, kebijakan ini dinilai tidak menyentuh akar persoalan yang dihadapi industri smartphone.

Pertama, kebijakan tersebut menyasar chip AI berperforma tinggi untuk pusat data, bukan chip memori DRAM dan NAND yang menjadi komponen krusial smartphone.

Kedua, pelonggaran ekspor chip AI justru berpotensi meningkatkan permintaan di segmen AI, sehingga produsen semikonduktor semakin memusatkan perhatian dan kapasitas produksinya pada sektor tersebut.

Baca juga : Melemah Tipis, IHSG Hari Ini Ditutup di 8.609,55 Poin

Analis memperkirakan ketidakseimbangan struktural antara permintaan AI dan kapasitas produksi memori global dapat berlangsung hingga 2027 atau bahkan 2028. Dengan demikian, pelonggaran tarif ekspor chip AI tidak akan menjadi solusi bagi kelangkaan memori yang menekan harga smartphone.

Bagi konsumen, kondisi ini berarti harus bersiap menghadapi harga smartphone yang lebih mahal dengan peningkatan spesifikasi yang minim, terutama di kelas menengah dan bawah. Selain itu, program diskon, promosi, dan trade-in juga diperkirakan akan semakin terbatas seiring tekanan margin yang dialami produsen.

Kesimpulannya, kenaikan harga smartphone Android pada 2026 merupakan dampak langsung dari krisis pasokan memori global yang dipicu ledakan industri AI.

Kebijakan pelonggaran ekspor chip AI tidak menyentuh akar masalah tersebut dan kecil kemungkinannya mampu meredam tekanan harga di pasar smartphone dalam waktu dekat.