Didukung Grab dan Emtek, Superbank Diproyeksi Jadi IPO Bank Digital Terbesar 2025
- Superbank, bank digital hasil kolaborasi Grab dan Emtek, dikabarkan tengah bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia dengan nilai IPO mencapai Rp5,36 triliun pada November 2025. Didukung ekosistem digital besar dan efisiensi operasional yang tinggi, Superbank dinilai berpotensi meraih valuasi premium di pasar.

Ananda Astri Dianka
Author

JAKARTA, TRENASIA.ID – Kabar rencana PT Super Bank Indonesia (Superbank), bank digital hasil kolaborasi Grab dan Emtek, untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai mencuat dan ramai diperbincangkan. Informasi yang beredar dari sebuah prospektus menyebutkan bahwa Superbank tengah bersiap menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan nilai hingga Rp5,36 triliun pada November 2025.
Bank digital yang resmi beroperasi sejak 2024 itu dikabarkan akan melepas sekitar 5,2 miliar saham ke publik, dengan kisaran harga penawaran antara Rp500 hingga Rp1.030 per lembar. Jika berjalan sesuai rencana, Superbank akan resmi tercatat di BEI pada 11 Desember 2025. Empat perusahaan sekuritas ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi, yakni Mandiri Sekuritas, CLSA Sekuritas Indonesia, Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan Sucor Sekuritas.
Meski tergolong pemain baru di industri bank digital, Superbank dinilai memiliki daya tarik tersendiri di mata investor. Performa keuangannya menunjukkan efisiensi yang cukup menonjol. Net Interest Margin (NIM) tercatat berada di kisaran 10,64%, level yang relatif tinggi dibandingkan bank digital lain. Pertumbuhan kreditnya pun terbilang agresif namun tetap terukur, mencapai 84% secara tahunan (year-on-year). Sementara rasio dana murah (CASA) masih berada pada level 20,9%, yang membuka peluang penurunan biaya dana di masa mendatang.
Tabel: Aset, Rasio Dana Murah dan Pertumbuhan Kredit Bank Digital
| Bank Digital | Kode | Total Asset (Rp triliun) | Net Interest Margin | CASA Ratio | Net Profit Q3 (Rp miliar) | Net Profit Growth YoY | Net Profit Growth QoQ | Loan Growth YoY |
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Superbank (non-IPO) | — | 16,5 | 10,64% | 20,9% | 60,1 | 121% | 199% | 84% |
| PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) | ARTO | 34,5 | 8,31% | 48,2% | 199,1 | 132,1% | 56,6% | 36% |
| Bank Aladin Syariah | BANK | 12,8 | 3,87% | 11,31% | 128,2 | 262,3% | 54,3% | 103,9% |
| Allo Bank Indonesia | BBHI | 14 | 10,43% | 11,57% | 379,9 | 25,5% | 67,3% | 15,6% |
| Bank Neo Commerce | BBYB | 18,4 | 14,81% | 28,4% | 464 | 11.217,1% | 68,1% | -19,1% |
Sumber: laporan keuangan Q3 2025
Keunggulan Superbank juga terletak pada dukungan kuat dari ekosistem digital besar yang menaunginya. Integrasi layanan Grab dan OVO diyakini menjadi motor utama akuisisi nasabah, peningkatan transaksi, dan penguatan loyalitas pengguna. Dengan kombinasi efisiensi operasional dan jejaring digital tersebut, Superbank diperkirakan memiliki potensi menjadi salah satu emiten bank digital dengan valuasi premium di bursa.
Dari sisi fundamental, Superbank mencatat sejumlah indikator kinerja yang terbilang solid. Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di level 92%, menggambarkan ekspansi kredit yang sehat. NIM sekitar 6% menunjukkan pengelolaan pendanaan yang efektif. Cost to Income Ratio (CIR) juga mengalami penurunan dari 74% menjadi 70%, menandakan efisiensi operasional yang kian meningkat. Sementara kualitas aset masih terjaga dengan Non-Performing Loan (NPL) gross di kisaran 2,8%. Pemanfaatan teknologi berbasis cloud dan kecerdasan buatan (AI) turut menjadi tulang punggung dalam pengelolaan risiko dan penguatan profitabilitas.
Struktur kepemilikan Superbank sendiri mencerminkan kekuatan kolaborasi lintas sektor. Saat ini, saham Superbank dikuasai oleh Emtek sebesar 31%, Grab 19%, GXS Bank 12%, AS-DB Holdings 11%, KakaoBank 10%, serta Singtel 8%. Sinergi antara media, teknologi, dan layanan keuangan digital tersebut menciptakan ekosistem terintegrasi yang mendukung pertumbuhan cepat.
Dalam waktu kurang lebih satu tahun sejak peluncurannya, Superbank berhasil menghimpun lebih dari 4 juta nasabah. Penyaluran kredit tumbuh 120%, sementara dana pihak ketiga (DPK) melonjak hingga 436%. Pencapaian ini memperlihatkan percepatan ekspansi bisnis yang kuat dan semakin mempertegas posisi Superbank sebagai kandidat IPO yang patut diperhatikan menuju 2025.
Grafik: Pemegang Saham Superbank
Sumber: Superbank

Ananda Astri Dianka
Editor