Dibombardir Puluhan Ribu Kali, Kenapa Houthi Yaman Tetap Tangguh?
- Houthi digambarkan seperti luak madu. Mamalia agresif yang dikenal karena sikapnya yang tak kenal takut terhadap predator. Setelah digigit ular kobra, mereka bangkit beberapa menit kemudian dan menyerang ular tersebut.

Amirudin Zuhri
Author


JAKARTA- Selama berminggu-minggu, serangan udara Amerika telah menghantam target-target Houthi di Yaman. Tetapi kelompok itu masih jauh dari kata menyerah apalagi hancur.
Serangan telah menghantam kilang-kilang minyak, bandara-bandara, dan lokasi-lokasi rudal. Presiden Amerika Donald Trump telah berjanji akan menggunakan kekuatan yang sangat besar hingga mereka mencapai tujuannya untuk menghentikan Houthi dari menyerang pengiriman barang di Laut Merah.
Amerika mengatakan operasi itu berhasil. Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz mengatakan bahwa sejumlah pemimpin Houthi telah terbunuh. Tetapi setiap putaran serangan memicu lebih banyak pembangkangan. Houthi digambarkan seperti luak madu. Mamalia agresif yang dikenal karena sikapnya yang tak kenal takut terhadap predator. Setelah digigit ular kobra, mereka bangkit beberapa menit kemudian dan menyerang ular tersebut.
Menurut sejumlah analis, meskipun sebanyak 80 perwira militer Houthi mungkin telah meninggal, eselon senior kepemimpinan militer dan politiknya tampak utuh. Begitu pula sebagian dari lokasi peluncuran rudalnya. Sejak pertengahan Maret, Houthi telah meluncurkan belasan rudal balistik ke Israel. Selain itu juga rentetan serangan pesawat nirawak dan rudal ke kapal-kapal angkatan laut AS. Meskipun tidak ada yang menyebabkan kerusakan besar, ancaman tetap ada.
- Asing Borong Saham BBNI hingga GOTO, IHSG Tetap Terkapar
- Ancang-ancang China Lawan Amerika Lewat Perang Dagang
- Fore Kopi (FORE) Tawarkan IPO Rp188 per Saham, Fokus Ekspansi Gerai dan Bisnis Donat Baru
CNN mengutip tiga orang yang diberi pengarahan tentang kampanye tersebut pada Jumat 4 April 2025 melaporkan, total biaya operasi militer Amerika melawan Houthi mendekati US$1 miliar hanya dalam waktu kurang dari tiga minggu. Ini sekitar Rp16,5 triliun (kurs Rp16.500). Tetapi serangan itu sejauh ini berdampak terbatas dalam menghancurkan kemampuan kelompok tersebut.
Jauh dari rasa takut, Houthi mengancam akan memperluas jangkauan target mereka ke Uni Emirat Arab. Negara yang mendukung pemerintah saingan Houthi dalam Perang Saudara Yaman. Demikian pula, pejabat Saudi mengatakan pertahanan udara Kerajaan dalam keadaan siaga tinggi. seorang juru bicara Houthi awal minggu ini mengatakan puluhan serangan udara tidak akan menghalangi Angkatan Bersenjata Yaman dalam memenuhi tugas keagamaan, moral, dan kemanusiaan mereka.
“Tidak diragukan lagi bahwa kampanye AS telah menurunkan kemampuan Houthi,” kata Michael Knights, seorang peneliti senior di Washington Institute dikutip CNN Senin 7 April 2025. Dia menduga Houthi telah kehilangan banyak kemampuan produksi pesawat nirawak. Dan tampaknya ada pencegahan yang lebih efektif terhadap pengiriman pasokan ulang yang datang melalui laut dan Oman. Jadi, dia meyakini Houthi tidak merasa nyaman.
Toleransi Tinggi terhadap Rasa Sakit
Namun, sejarah menunjukkan bahwa kaum Houthi memiliki toleransi yang sangat tinggi terhadap rasa sakit. Dan tekad pemerintahan Trump untuk membasmi ancaman yang mereka timbulkan mungkin pada akhirnya memerlukan serangan darat. Knights mengatakan Kelompok Houthi sudah terbiasa berperang dengan militer negara maju. Mereka ideologis, tetapi mereka juga pejuang suku yang sangat tangguh dari Yaman utara.
Kemampuan Houthi untuk bertahan hidup dibantu oleh jaringan penyelundupan yang rumit. Jalur yang membawa masuk suku cadang rudal dan peralatan lainnya. Tahun lalu, kerangka udara dan sirip untuk roket artileri, mesin turbojet kecil, dan sel bahan bakar hidrogen ditemukan tersembunyi di antara kargo di salah satu kapal yang dicegat. Hal itu terungkap dalam penyelidikan oleh Conflict Armament Research (CAR) .
Peralatan semacam itu dapat memungkinkan drone Houthi membawa muatan yang lebih besar dan melakukan perjalanan dalam jangka waktu yang jauh lebih lama. Hal itu akan sangat memperluas potensi ancaman yang ditimbulkan oleh Houthi.
Kelompok Houthi berhasil selamat dari beberapa serangan selama masa jabatan panjang kepresidenan Ali Abdullah Saleh di Yaman. Mereka juga bertahan dari serangan Saudi selama sepuluh tahun lalu, kemudian serangan udara Israel, Inggris, dan Amerika baru-baru ini.
Analis senior Yaman di International Crisis Group Ahmed Nagi mengatakan, Israel dan negara-negara Barat kurang memahami Houthi. “Kepemimpinan dan struktur internal mereka yang tidak transparan telah menciptakan kesenjangan yang terus-menerus dalam intelijen,” katanya.
Pakar Yaman lainnya, Elisabeth Kendall, mempertanyakan akhir dari kampanye Amerika. Houthi telah dibom puluhan ribu kali selama dekade terakhir dan tetap tidak gentar. “Jadi orang-orang Houthi berpikir pemboman itu sebagian besar hanya sekadar pertunjukan,” ujarnya.
- Promo Lebaran dari Whoosh: Diskon dan Tiket Gratis di 22 Destinasi Wisata
- Review Film Animasi Jumbo yang Tayang Lebaran 2025
- Daftar Negara yang Kena Tarif Impor Trump, Indonesia Kena 32 Persen
Kenddal menyebut mereka adalah gerakan yang sangat agresif. Cara terbaik untuk mengakhiri mereka secara permanen adalah dengan menggulingkan mereka, mengusir mereka dari ibu kota, dan mengusir mereka dari pantai Laut Merah.
Serangan Darat
Sumber-sumber diplomatik regional dan juga para analis mengatakan pada akhirnya hanya serangan darat yang dapat mengusir Houthi. Mereka saat ini menguasai ibu kota Yaman, Sanaa, pelabuhan utamanya, Hodeidah, dan sebagian besar wilayah Yaman utara.
Ahmed Nagi menambahkan Amerika keliru karena percaya serangan udara dapat memaksa Houthi untuk mundur. “Pendekatan ini gagal di bawah pemerintahan Biden. Dan tidak mungkin berhasil di bawah pemerintahan Trump.”
Menurut Nagi, logika mereka dibentuk oleh perang selama bertahun-tahun. Mereka melihat ketahanan sebagai bentuk kekuatan. Dan terdorong untuk membuktikan bahwa mereka tidak mudah menyerah.
Sedangkan Michael Knights dari Washington Institute mengatakan hanya satu kali dia melihat Houthi pergi ke meja perundingan atau berkompromi. Hal ini terjadi ketika mereka diancam dengan prospek kekalahan yang realistis di lapangan. Ini bisa berupa hilangnya wilayah, hilangnya kendali atas populasi, dan hilangnya akses ke garis pantai Laut Merah. Peristiwa itu sempat terjadi pada tahun 2017 ketika pasukan yang didukung Uni Emirat Arab mengancam akses Houthi ke Laut Merah. Sesuatu yang penting bagi pendapatan dan perlengkapan militer Houthi.
Kelompok Houthi bahkan mungkin benar-benar menikmati serangan Amerika. Hal itu disampaikan Farea Al-Muslimi. Seorang peneliti Yaman di Chatham House. Serangan itu merupakan jawaban langsung atas doa kelompok mereka untuk berperang dengan Amerika. Kelompok ini memang ingin menyeret Amerika ke dalam eskalasi regional yang lebih besar,” katanya.
Kelompok Houthi berjuang untuk menguasai Yaman melawan pemerintah yang diakui secara internasional yang menguasai sebagian wilayah selatan. Pemerintah lama ini didukung terutama oleh UEA. Pertanyaan yang belum terjawab adalah apakah pasukan yang setia kepada pemerintah tersebut dapat berperang melawan kelompok Houthi. Menurut Knights mereka sudah terlatih dan diperlengkapi. Namun, ada keraguan tentang persatuan mereka.
Para analis tidak memperkirakan Amerika akan mengerahkan pasukan darat. Selain beberapa pasukan khusus untuk membantu mengarahkan serangan udara. Amerika mungkin akan menggunakan pasukan Yaman dengan sedikit logistik dan amunisi penting tertentu.
Uni Emirat Arab akan memberikan dukungan secara diam-diam. Mereka telah lama memasok bantuan kepada pemerintah yang berpusat di Aden. Perspektif Saudi kurang jelas. Knights yakin Riyadh khawatir tentang serangan balasan Houthi dengan pesawat nirawak dan rudal jarak jauh terhadap infrastrukturnya. Namun, Amerika telah mempercepat pengiriman pertahanan antirudal ke Arab Saudi dalam beberapa bulan terakhir. Amerika harus berkata kepada Riyadh mereka akan melindungi dengan cara yang sama seperti kami melindungi Israel pada tahun 2024 dari dua putaran serangan Iran. Demikian kata Knights.
Sumber-sumber diplomatik regional mengatakan persiapan sedang dilakukan untuk operasi darat yang akan diluncurkan dari selatan dan timur, serta di sepanjang pantai. Serangan terkoordinasi juga dapat melibatkan dukungan angkatan laut Saudi dan Amerika dalam upaya merebut kembali pelabuhan Hodeidah. Apakah operasi semacam itu layak dilakukan masih belum jelas. Karena dekade terakhir telah menunjukkan hasil yang beragam. Keberhasilan di beberapa bidang dan kegagalan di bidang lain.
Amerika tampaknya siap memperluas operasinya. Pesawat pengebom B-2 dan pesawat pengisian bahan bakar KC-135 telah tiba di pulau Diego Garcia di Samudra Hindia. Bahkan dilaporkan telah melakukan serangan di Yaman . Beberapa minggu ke depan mungkin menjadi akan ujian penting bagi ketahanan si luak madu.
