Tren Pasar

Dapur BMRI Ngebul: Laba Rp24,5 T, Aset Tembus Rekor, Sinyal Dividen Interim Menguat

  • Kinerja BMRI semester I lampaui industri: aset tembus rekor, kredit & DPK tumbuh dua digit. Manajemen juga beri sinyal dividen interim.
WhatsApp Image 2025-07-16 at 09.26.21.jpeg
Bank Mandiri meraih pengakuan global, dengan menduduki peringkat ke-115 naik dari tahun sebelumnya di posisi 120 dalam daftar Top 1000 World Banks 2025 versi The Banker, publikasi keuangan terkemuka yang berbasis di London. (Bank Mandiri)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Raksasa perbankan BUMN, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), akhirnya merilis rapor kinerja semester pertamanya pada hari ini, Jumat, 19 September 2025. Hasilnya menunjukkan dapur perusahaan benar-benar ngebul, dengan total aset yang berhasil menembus rekor baru.

Pertumbuhan kredit yang melampaui rata-rata industri menjadi pendorong utama dari kinerja yang solid ini. Di tengah pencapaian tersebut, manajemen juga memberikan sinyal yang sangat dinanti-nantikan oleh para investor, yaitu mengenai potensi pembagian dividen interim.

Sinyal ini sontak menjadi sentimen super positif, menambah daftar panjang kabar baik dari bank dengan logo pita emas ini. Lantas, seberapa besar kekuatan mesin uang Bank Mandiri saat ini dan seberapa besar komitmennya untuk berbagi cuan?

1. Rapor Keuangan: Aset Tembus Rekor, Kredit Lampaui Industri

Fondasi utama dari optimisme pasar adalah kinerja keuangan yang sangat solid. Total aset Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil mencapai rekor barunya di Rp2.514,68 triliun. Angka ini naik 11,4% secara tahunan, menunjukkan skala bisnis yang terus membesar.

Mesin utama di balik pertumbuhan ini adalah penyaluran kredit yang sangat agresif. Kredit konsolidasi berhasil tumbuh 11% menjadi Rp1.701 triliun. Angka ini jauh melampaui rata-rata pertumbuhan kredit industri yang hanya 7,03% per Juni 2025.

Pertumbuhan kredit ini menunjukkan peran aktif Bank Mandiri dalam mendukung pembiayaan produktif di beragam sektor strategis. “Akselerasi kredit fokus memperkuat kinerja ekonomi nasional sekaligus memberi manfaat bagi masyarakat luas,” beber Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini dalam konferensi pers pada Jumat, 19 September 2025.

2. Harta Karun Likuiditas: Fondasi Dana Murah yang Kokoh

Kekuatan tersembunyi di balik ekspansi kredit yang agresif ini adalah fondasi pendanaan yang sangat kuat. Total Dana Pihak Ketiga (DPK) berhasil tumbuh 10,7% menjadi Rp1.828 triliun, juga di atas rata-rata industri, menunjukkan kepercayaan nasabah yang tinggi.

Harta karun utamanya adalah dana murah atau CASA yang kini porsinya mencapai 78,4% dari total DPK. Porsi dana murah yang sangat besar inilah yang menjadi benteng pertahanan likuiditas dan menjaga biaya dana (cost of fund) perusahaan tetap efisien.

Optimalisasi CASA menjadi strategi penting agar Bank Mandiri dapat menyediakan pendanaan yang efisien. “Strategi ini kami lakukan agar Bank Mandiri tetap menjadi main transactional bank bagi nasabah,” tambah Novita.

3. Jurus Digital: Livin' dan Kopra Jadi Mesin Pertumbuhan

Transformasi digital menjadi jurus andalan yang terus menjadi motor pertumbuhan Bank Mandiri. Hingga akhir Juni 2025, Super App Livin' by Mandiri telah digunakan oleh 32,9 juta pengguna, dengan nilai transaksi menembus Rp2.097 triliun.

Di sisi nasabah bisnis, Kopra by Mandiri juga mencatatkan pertumbuhan yang tak kalah gila. Nilai transaksi melalui platform ini meroket 22% menjadi Rp12.170 triliun, menunjukkan adopsi yang sangat kuat di segmen wholesale dan industri.

Implementasi transformasi digital ini juga tercermin pada penguatan kinerja dari sisi pendapatan. Livin’ by Mandiri berhasil mencetak pertumbuhan fee-based income 17% yoy, sementara Kopra by Mandiri berhasil mencatat kontribusi fee-based income Rp1,15 triliun.

4. Sinyal Dividen Interim yang Menggoda

Di tengah kinerja yang solid ini, Novita Widya Anggraini memberikan sinyal yang sangat ditunggu-tunggu oleh para investor. Ia menegaskan bahwa opsi untuk membagikan dividen interim selalu terbuka bagi Bank Mandiri, sebuah sentimen yang sangat positif bagi pasar.

Meskipun hingga saat ini belum ada rencana spesifik, pernyataan ini menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan mempertimbangkan untuk memberikan cuan tambahan bagi para pemegang sahamnya di akhir tahun nanti. Bank Mandiri sendiri secara konsisten menjaga rasio pembayaran dividen di kisaran 60%.

“Rencana ataupun opsi untuk membagikan dividen interim itu pasti akan selalu terbuka untuk Bank Mandiri. Jadi opsinya ada, namun sampai dengan saat ini kami masih belum ada rencana spesifik terkait itu,” ujarnya.

5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?

Bagi investor, serangkaian informasi ini adalah sinyal super bullish. Kinerja fundamental yang sangat kuat, pertumbuhan kredit yang melampaui industri, transformasi digital yang berhasil, dan sinyal dividen interim adalah kombinasi resep yang nyaris sempurna.

Ini menunjukkan bahwa Bank Mandiri tidak hanya berhasil menjaga stabilitas, tetapi juga terus berekspansi secara agresif. Investor kini akan terus mencermati realisasi dari sinyal dividen interim ini, yang berpotensi menjadi katalis baru bagi pergerakan saham BMRI ke depan.