Catat Biar Enggak Lupa, Bahlil Bilang Ada 6,2 juta Tenaga Kerja di Sektor Energi hingga 2030
- Terdapat 3.764 jenis pekerjaan di sektor ESDM. Dari jumlah tersebut, 79% berada di sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE), 14% di sektor minyak dan gas bumi (migas), serta 7% di sektor geologi, mineral, dan batubara (geominerba).

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA - Bagi kaum Generasi Z atau Gen Z, kalian bisa mencatat pernyataan Menteri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ini. Dia mengatakan ada sebanyak 6,2 juta lapangan kerja yang akan tercipta hingga tahun 2030. Itu artinya ada lapangan kerja untuk kalian.
Menurut Bahlil kebutuhan ini meliputi berbagai bidang, seperti kelistrikan, energi terbarukan, pembangunan jaringan transmisi hilirisasi industri, serta konektivitas. Dia menambahkan semua sektor tersebut memerlukan sumber daya manusia yang kompeten dan siap menghadapi tantangan industri masa depan.
"Kita membutuhkan tenaga kerja sekitar 6,2 juta di sektor energi dan sumber daya mineral hingga 2030," dalam Human Capital Summit 2025 di Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025.
- Ekonomi Sedang Paceklik, Anggaran Mobil Dinas Pejabat Malah Naik
- 4 Fitur Baru WhatsApp Status dan Cara Penggunaannya
- Rakyat Rugi Rp200 Miliar per Bulan Akibat 70.000 Orang Kena PHK
- Melihat Peta Bomber Rusia Pasca-Serangan Besar Ukraina
Menurut data yang ada, terdapat 3.764 jenis pekerjaan di sektor ESDM. Dari jumlah tersebut, 79% berada di sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE), 14% di sektor minyak dan gas bumi (migas), serta 7% di sektor geologi, mineral, dan batubara (geominerba). Namun, masih ada sekitar 487 jenis pekerjaan yang belum banyak dikenal.
Lalu di sektor KEBTKE menyumbang mayoritas pekerjaan hijau yang tercipta. Sebanyak 58% okupasi diisi dari sektor KEBTKE menunjukkan arah strategis pengembangan EBT sebagai focal point transisi energi di Indonesia.
Sub-sektor Migas dan Geominerba, ada 24% okupasi diisi dari sektor “Fosil” dengan fokus utama terkait teknologi rendah emisi dan pertambangan berkelanjutan.
Bahlil menegaskan dunia kerja saat ini sudah berbeda dengan masa lalu. Jika dahulu seseorang bisa mendapatkan pekerjaan hanya dengan kemampuan berbicara atau menjadi aktivis, kini profesionalisme dan keahlian khusus menjadi kunci utama.
Menurutnya, penting bagi perguruan tinggi untuk segera menyesuaikan kurikulumnya agar menghasilkan lulusan yang adaptif dan siap bersaing di pasar tenaga kerja energi dan mineral.
Menteri ESDM menegaskan tidak boleh lagi ada lulusan yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Pemerintah akan terus berinovasi dan menciptakan berbagai peluang kerja baru, termasuk melalui pengembangan hilirisasi industri.
RUPTL Serap 1,7 Juta Tenaga Kerja
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi meluncurkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk PT PLN (Persero) 2025-2034.
Dalam RUPTL, disebutkan jika pemerintah berencana menambah kapasitas pembangkit listrik naik menjadi 69,5 gigawatt (GW) hingga 2034.
RUPTL ini diperkirakan bisa menyerap lebih dari 1,7 juta tenaga kerja. Secara rinci, 836.696 tenaga kerja berasal dari kebutuhan industri manufaktur, konstruksi, operasi dan pemeliharaan untuk pembangkit.
Sementara 881.132 tenaga kerja mencakup kebutuhan industri manufaktur, konstruksi, operasi dan pemeliharaan untuk transmisi dan gardu induk untuk distribusi.


Amirudin Zuhri
Editor
