Industri

Canggih, Belanja di Pasar Tradisional Kini Bisa Lewat Aplikasi!

  • JAKARTA – Inklusivitas ekonomi di era digital semakin terasa dengan hadirnya startup dan financial technology (Fintek) yang menyasar target masyarakat di semua kalangan. Kabar baik datang dari Semarang, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bekerja sama  Tumbas.in untuk memberikan layanan pada masyarakat Semarang dalam membeli kebutuhan pangan di pasar tradisional. Pengembang aplikasi yang juga Direktur Tumbas.in, Bayu […]

<p>flickr.com</p>

flickr.com

(Istimewa)

JAKARTA – Inklusivitas ekonomi di era digital semakin terasa dengan hadirnya startup dan financial technology (Fintek) yang menyasar target masyarakat di semua kalangan.

Kabar baik datang dari Semarang, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bekerja sama  Tumbas.in untuk memberikan layanan pada masyarakat Semarang dalam membeli kebutuhan pangan di pasar tradisional.

Pengembang aplikasi yang juga Direktur Tumbas.in, Bayu Mahendra Saubig menyebut jika saat ini aplikasinya telah diunduh lebih dari 8.000 kali. Sedangkan pihaknya telah melayani sekitar 50 konsumen per hari di Semarang.

“Kami free ongkir dengan minimal belanja Rp100.000 saja, tidak ada pembatasan jarak. Kami melayani seluruh warga Semarang,” jelasnya.

Dengan kehadiran Tumbas.in, Pemkot berharap pasar tradisional dapat mengalami peningkatan omzet.

“Keinginan kami untuk mengangkat pedagang dan UMKM yang setiap harinya transaksi di pasar tradisional bisa tercapai dan kami berharap omzet dapat meningkat,” kata Hendar Priadi, Wali Kota Semarang saat ditemui media di kantornya.

UKM sektor ritel sendiri adalah salah satu motor penggerak ekonomi Indonesia. Menurut data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia(APRINDO), dukungan yang ada saat ini untuk dunia ritel membuahkan peningkatan yang cukup drastic, yakni sekitar 15 persen per tahun dengan proyeksi pembukaan 1000 gerai tokok kelontong per tahun di seluruh wilayah Indonesia.

Oleh sebab itu, PT HM Sampoerna Tbk, turut melakukan pembinaan melalui Sampoerna Retail Community (SRC). Sejak sebelas tahun hadir di Indonesia SRC semakin berinovasi dengan meluncurkan aplikasi AYO SRC tahun lalu.

Penjualan berbasis aplikasi kini tidak hanya dapat diakses oleh sebagian orang saja. Mulai dari tokok kelontong hingga pasar tradisional dapat melayani masyarakat lebih mudah.