Tren Pasar

BTN Lahirkan Bank Syariah Nasional, Siap Goyang Dominasi BSI?

  • BTN resmi spin-off BTN Syariah menjadi Bank Syariah Nasional (BSN). Dengan target aset Rp100 triliun, mampukah BSN menandingi dominasi BSI?
IMG_5330.jpeg
Gedung PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau Bank BTN (Dok/BTN)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Peta persaingan di industri perbankan syariah Indonesia akan segera berubah total. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN secara resmi telah mendapatkan restu untuk melahirkan bank umum syariah (BUS) baru yang digadang-gadang akan menjadi raksasa penantang.

Bank baru ini akan lahir dari proses spin-off BTN Syariah yang digabungkan ke dalam PT Bank Victoria Syariah Tbk (BVIS) yang telah diakuisisi. Namanya pun sudah disiapkan: Bank Syariah Nasional (BSN), sebuah nama yang menunjukkan ambisi besar untuk menjadi pemain utama di level nasional.

Langkah ini sontak menjadi sorotan, karena BSN diproyeksikan akan langsung menjadi bank syariah terbesar kedua di Indonesia, menantang dominasi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI. Lantas, seberapa besar kekuatan raksasa baru ini? 

1. Jalan Lahirnya Sang Raksasa Baru

Kelahiran BSN ini melalui proses spin-off atau pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS) BTN. Proses ini menggunakan Bank Victoria Syariah (BVIS) sebagai 'kendaraan' atau perusahaan cangkang yang telah diakuisisi sebelumnya oleh BTN.

Setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BVIS menyetujui proses ini, nama perusahaan akan secara resmi diubah menjadi Bank Syariah Nasional. Hal ini menjadi langkah awal dari strategi besar yang telah disiapkan oleh BTN.

Proses spin-off ini sendiri ditargetkan akan rampung pada Oktober atau selambat-lambatnya November 2025. “Ke depan nama BSN akan dipakai oleh BTN Syariah sebagai branding perusahaan dan produk layanan setelah melalui proses perizinan,” ungkap Corporate Secretary BTN, Ramon Armando, dalam keterangan di website BTN dikutip pada Jumat, 22 Agustus 2025.

2. Target Ambisius: Tembus Aset Rp100 Triliun

Sementara itu, Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, secara terang-terangan telah memasang target yang sangat ambisius untuk entitas barunya ini. Dengan begitu, ambisi BSN untuk menjadi raksasa penantang BSI bukanlah isapan jempol. 

Info saja, pada saat spin-off nanti, total aset awal BSN diperkirakan sudah akan mencapai Rp67 triliun. Nilai tersebut merupakan gabungan dari aset BTN Syariah dan akuisisi terhadap BVIS, memberikan fondasi yang sangat kuat untuk langsung tancap gas.

Target aset tembus Rp100 triliun dalam tiga tahun pertama inilah yang akan menempatkan BSN di posisi kedua bank syariah terbesar di Indonesia. “Perkiraan aset sekitar Rp100-an triliun, tiga digit targetnya pada tahun ketiga awal ini,” tutur Nixon.

3. Sinyal Ekspansi Lanjutan: Incar UUS Lain?

Untuk mencapai target aset Rp100 triliun, Nixon tidak menutup kemungkinan akan adanya aksi korporasi lanjutan. Selain mengandalkan pertumbuhan organik, Bank Syariah Nasional juga membuka peluang untuk melakukan akuisisi anorganik di masa mendatang.

Sinyal ini menunjukkan bahwa BSN tidak akan puas hanya dengan menggabungkan BTN Syariah dan BVIS. Mereka secara aktif akan terus mencari peluang untuk tumbuh lebih besar dan lebih cepat melalui jalur akuisisi strategis.

Nixon mengisyaratkan adanya potensi untuk 'mencaplok' UUS dari bank lain jika ada kesempatan yang tepat. “Anorganik itu rezeki-rezekian ya. Bisa dapat bisa juga nggak. Tapi kalau dengan pertumbuhan normal di tahun ketiga harusnya sudah (jadi bank syariah terbesar kedua),” bebernya.

4. Restu Penuh dari Regulator

Langkah besar BTN ini mendapatkan 'restu' dan dukungan penuh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Regulator melihat langkah ini akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan syariah secara keseluruhan dan meningkatkan daya saingnya.

Langkah konsolidasi ini sejalan dengan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia 2023-2027. OJK secara konsisten terus mendukung upaya-upaya konsolidasi untuk menciptakan bank-bank syariah dengan skala yang lebih besar.

5. Adu Kuat di Lapangan: BSI vs BTN Syariah

Untuk melihat peta persaingan, TrenAsia.id mencoba membandingkan kinerja BSI dan BTN Syariah sepanjang tahun 2024. BSI sebagai pemimpin pasar berhasil membukukan laba bersih Rp7,01 triliun dengan total aset mencapai Rp408,61 triliun, menunjukkan skala yang sangat dominan.

Sementara itu, BTN Syariah yang masih berstatus unit usaha mencatatkan laba bersih Rp872 miliar dengan total aset Rp61 triliun. Meskipun secara skala masih jauh di bawah BSI, pertumbuhan laba BTN Syariah yang mencapai 24,2% sangatlah impresif.

Perbandingan ini menunjukkan bahwa meskipun BSI masih menjadi raja tak terbantahkan, kehadiran BSN dengan fondasi aset awal Rp67 triliun dan target Rp100 triliun akan secara signifikan meramaikan dan mengubah peta persaingan di industri perbankan syariah Indonesia.