Tren Pasar

Broker Kakap Kompak Serok Saham CDIA, Harga Meroket 14 Persen

  • Saham CDIA milik Prajogo Pangestu melonjak +14,84% ke Rp1.780 pada sesi I, dengan transaksi tembus Rp1 triliun. Broker kakap kompak serok, didorong ekspansi agresif pasca-IPO.
Kawasan PT Chandra Asri - Panji 2.jpg
Salah satu pabrik PT Chandra Asri di kawasan Cilegon Banten. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Saham emiten baru milik Prajogo Pangestu, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), 'mengamuk' pada perdagangan sesi I hari ini, Senin, 22 September 2025. Harga sahamnya terpantau melesat +14,84% ke level Rp1.780, diiringi dengan nilai transaksi yang luar biasa jumbo.

Hingga pukul 10.24 WIB, nilai transaksi saham CDIA telah menembus Rp1 triliun, dengan aksi borong masif yang membuatnya menjadi saham dengan pembelian bersih (net buy) tertinggi. Fenomena 'pesta pora' ini seolah menjadi konfirmasi dari aksi akumulasi yang telah dilakukan oleh para broker kakap selama sebulan terakhir.

Lantas, siapa saja 'pemain besar' yang terus 'menyerok' saham ini, dan apa sebenarnya yang menjadi 'bensin' pendorong di balik reli fantastis ini? Mari kita bedah tuntas.

1. Aksi Serok Bawah Konsisten Para Broker Kakap

Aksi borong hari ini bukanlah kejadian sesaat. Data sebulan terakhir (17 Agustus – 17 September 2025) menunjukkan adanya akumulasi yang sangat konsisten dari sejumlah broker besar, di saat harga sahamnya bergerak di sekitar level Rp1.400-an.

Yakin Bertumbuh Sekuritas menjadi yang paling agresif dengan net buy mencapai Rp74 miliar. Diikuti oleh Semesta Indovest (Rp37,2 miliar), NH Korindo (Rp33 miliar), Mirae Asset (Rp31,1 miliar), dan Mandiri Sekuritas (Rp30,1 miliar).

Pekan lalu saja, UBS Sekuritas juga tercatat melakukan net buy sebesar Rp126,3 miliar. Aksi akumulasi yang tenang dan konsisten dari para 'pemain besar' ini menjadi sinyal kuat bahwa mereka melihat adanya nilai jangka panjang yang solid di dalam saham CDIA.

2. Bensin Pendorong: Ekspansi Agresif Pasca-IPO

'Bensin' utama di balik kepercayaan para broker ini adalah strategi ekspansi perusahaan yang sangat agresif pasca-IPO. Dana segar senilai Rp2,37 triliun dari hasil IPO kini menjadi 'amunisi' utama untuk memperkuat dua pilar bisnisnya: logistik dan kepelabuhanan & penyimpanan.

Berdasarkan prospektus, sekitar Rp871,75 miliar akan disuntikkan ke anak usaha di pilar logistik, yaitu PT Chandra Shipping International (CSI) dan PT Marina Indah Maritim (MIM). Dana ini akan digunakan untuk pembelian kapal-kapal baru dan pembiayaan operasional.

Sementara itu, sisa dana terbesar, yaitu sekitar Rp1,48 triliun, akan dialokasikan ke pilar kepelabuhanan melalui PT Chandra Samudera Port (CSP). Dana ini akan digunakan untuk pembangunan tangki penyimpanan baru, pipa saluran ethylene, dan fasilitas penunjang lainnya.

3. Manuver Terbaru: Tambah Dua Kapal Kimia dari Jepang

Rencana ekspansi ini bukan sekadar wacana. Baru-baru ini, CDIA mengumumkan langkah konkret untuk memperkuat kapabilitas bisnis logistiknya melalui penambahan dua kapal chemical vessel baru berkapasitas 9.000 DWT.

Kedua kapal ini, yang saat ini sedang dalam tahap pembuatan di Jepang, dirancang khusus untuk mendukung pengangkutan bahan kimia. Strateginya pun sangat cerdas: satu kapal akan berbendera Indonesia untuk melayani rute domestik, sementara satu lagi akan berbendera internasional untuk menjangkau pasar regional dan global.

4. Apa Artinya Ini Bagi Investor?

Bagi investor, fenomena ini adalah 'contekan' atau petunjuk yang sangat berharga. Aksi 'serok bawah' yang dilakukan oleh para broker kakap di saat harga sedang terkonsolidasi menunjukkan bahwa mereka melihat valuasi CDIA saat ini masih sangat menarik.

Kombinasi antara kepercayaan investor institusional dan rencana ekspansi yang jelas dan terukur menjadi fondasi yang sangat kuat bagi prospek saham CDIA ke depan. Investor kini menantikan bagaimana eksekusi dari rencana-rencana ini akan tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan di kuartal-kuartal berikutnya.