Bikin Luhut Bangga! Apa Itu Teknologi Pengolahan Nikel STAL?
JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendorong pengembangan teknologi di sektor energi. Terbaru, ia mengapresiasi inovasi teknologi bernama Step Temperature Acid Leaching (STAL) yang dikembangkan oleh PT Trinitan Metal and Minerals Tbk (PURE). “Ini ada pengembangan teknologi baru dari anak bangsa, kita dukunglah. Saya ingin produk-produk dalam negeri terus maju,” ungkapnya dalam keterangan […]

Aprilia Ciptaning
Author


Luhut Binsar Panjaitan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
(TrenAsia)JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendorong pengembangan teknologi di sektor energi.
Terbaru, ia mengapresiasi inovasi teknologi bernama Step Temperature Acid Leaching (STAL) yang dikembangkan oleh PT Trinitan Metal and Minerals Tbk (PURE).
“Ini ada pengembangan teknologi baru dari anak bangsa, kita dukunglah. Saya ingin produk-produk dalam negeri terus maju,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima TrenAsia.com, Jumat, 30 April 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Ia berharap, pengembangan teknologi STAL ini dapat menarik investor untuk menanamkan modal di Indonesia.
Diketahui, teknologi STAL dapat mengolah nikel ore dengan kadar rendah sampai 1,1%. Di samping itu, listrik yang dibutuhkan sebesar 1,3 Mega Watt (MW) untuk menghasilkan 1800 ton nikel.
Adapun desain teknologi STAL yang dikembangkan ini akan membutuhkan bijih nikel sebesar 170.000 ton per tahun. Artinya, kebutuhan per hari mencapai 600 ton untuk setiap modular.
Pengembangan Teknologi STAL
Nantinya, akan dikembangkan pula aplikasi Cloud Monitoring dan sistem kontrol untuk semua proses manufaktur. Hal ini betujuan untuk memberikan informasi yang kredibel kepada semua pihak.
Metode yang dipakai dalam pengembangan teknologi ini bernama hidrometalurgi. STAL sendiri diklaim sebagai sebuah terobosan untuk aplikasi teknologi pengolahan nikel dalam skala lebih kecil.
Teknologi tersebut dapat berbentuk secara modular dan diklaim cocok diterapkan di lokasi-lokasi yang dekat dengan wilayah pertambangan nikel atau mine mouth.
Dalam prosesnya, pengembangan teknologi STAL pada nikel ore terjadi pada tekanan atmosfir (atmospheric pressure) sehingga mampu menghasilkan recovery nikel di atas 90%.
Limbah dari teknologi STAL juga diklaim lebih ramah lingkungan. Ia dapat dikelola kembali menjadi produk yang bernilai dibandingkan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL).
Hasil limbah yang berupa residu besi (Fe) dan aluminium (Al) ini kemudian diolah menjadi Iron Ore dan produk lainnya. Selain itu, STAL juga dinilai mampu menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan teknologi pengolahan nikel lainnya.
