Belajar dari Vietnam, Jadi Macan Asia dalam Setengah Abad
- Dalam 50 tahun, Vietnam menjelma dari negara pascaperang menjadi kekuatan ekonomi Asia dengan pertumbuhan 7,85% pada 2025.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Dalam waktu kurang dari setengah abad, Vietnam telah menulis kisah kebangkitan ekonomi yang luar biasa. Dari negara yang hancur akibat perang, kini Vietnam menjelma menjadi salah satu kekuatan ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Dilansir laman Vietnam Briefing, Kamis, 30 Oktober 2025, Pemerintah Vietnam melaporkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 7,85% pada sembilan bulan pertama 2025. Bahkan, pada triwulan ketiga tahun ini, ekonomi Vietnam tumbuh 8,23% (year-on-year), salah satu yang tertinggi di kawasan Asia.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan tahunan di kisaran 8,3-8,5%, mencerminkan kepercayaan diri terhadap fundamental ekonomi yang kokoh.
Daya tarik Vietnam sebagai pusat manufaktur global tidak muncul secara kebetulan. Negara ini membangun reputasinya melalui kebijakan industri yang terukur dan reformasi ekonomi yang konsisten.
Pada Januari-September 2025, nilai ekspor Vietnam tumbuh 16% (yoy), didominasi sektor manufaktur yang menyumbang hampir 85% dari total ekspor. Realisasi investasi asing langsung (FDI) mencapai US$28,54 miliar, naik 15,2% dibanding periode sama tahun lalu.
Dalam rentang 2015-2023, FDI Vietnam rata-rata setara 4,8% dari PDB, melampaui rata-rata negara ASEAN lainnya. Arus modal ini mendorong transformasi industri yang cepat dan berkontribusi signifikan terhadap penurunan tingkat kemiskinan ekstrem, dari 50% pada 1990 menjadi di bawah 1% pada 2020.

Penopang Ekonomi Vietnam
Vietnam menapaki jalur globalisasi ekonomi dengan strategi cermat. Bedasarkan laporan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Negara ini kini memiliki 17 perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan 53 negara, mencakup 87% PDB dunia. Akibatnya, tarif impor untuk barang manufaktur turun drastis, dari 16,6% menjadi hanya 1,1%.
Awalnya bergantung pada industri garmen dan alas kaki, Vietnam kini sukses menjadi basis produksi elektronik dan mesin yang menyumbang hampir setengah dari ekspor nasional.
Menariknya, 73% ekspor Vietnam dihasilkan oleh perusahaan asing, menandakan kuatnya peran investasi luar dalam ekonomi domestik.
Pemerintah juga memberikan insentif pajak penghasilan badan berupa tarif preferensial 10%, 15%, atau 17% selama 15 tahun, termasuk pembebasan pajak untuk proyek-proyek prioritas, kebijakan yang menjadikan Vietnam magnet bagi investor global.
Salah satu sektor yang mengalami lonjakan signifikan adalah otomotif. Pasar kendaraan bermotor di Vietnam tumbuh pesat, dengan penjualan mencapai 251.421 unit sepanjang Januari–September 2025 naik 11,5% dibanding periode sebelumnya.
Pemerintah juga tengah memimpin revolusi kendaraan listrik (EV). Target ambisius ditetapkan: 50% kendaraan di kota dan 100% bus serta taksi menggunakan listrik atau energi hijau pada tahun 2030. Kebijakan seperti pembebasan biaya registrasi pertama untuk EV sukses mendorong permintaan pasar.
Tak heran jika investor asing berlomba masuk. Geely mendirikan pabrik perakitan baru, Chery membangun pabrik senilai US$800 juta, dan Skoda menjadikan Vietnam sebagai basis produksi pertamanya di Asia Tenggara.
Keberhasilan Vietnam tidak lepas dari konsistensi kebijakan ekonomi. Pemerintah berfokus pada pembangunan jangka panjang, mendorong keterhubungan antara perusahaan domestik dan asing untuk transfer teknologi dan peningkatan keahlian tenaga kerja.
Selain itu, investasi besar dilakukan dalam infrastruktur energi, transportasi, dan pendidikan tinggi. Langkah ini memperkuat produktivitas nasional sekaligus meningkatkan daya saing industri dalam jangka panjang.
Meski tampil gemilang, Vietnam tidak luput dari tantangan. Tingkat lokalisasi industri otomotif masih rendah, sekitar 20%, menunjukkan ketergantungan tinggi pada impor komponen. Di sisi lain, perubahan kebijakan perdagangan global dan persaingan regional menuntut adaptasi yang cepat.
Untuk menghadapi hal tersebut, pemerintah terus memperdalam integrasi ke rantai pasok global, memperkuat inovasi, dan meningkatkan kapasitas ekonomi domestik.
Kisah Vietnam adalah bukti nyata bahwa transformasi ekonomi bukanlah hasil kebetulan, melainkan buah dari perencanaan strategis, disiplin kebijakan, dan komitmen terhadap reformasi.
Negara ini kini menjadi cermin bagi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia dalam mengejar pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

Muhammad Imam Hatami
Editor
