Beberapa Hal yang Perlu Diketahui Tentang Negosiasi Nuklir Iran-AS
- Pembahasan teknis diperkirakan akan dimulai pada hari Rabu 23 April 2025 juga di Oman. Setelah itu akan diadakan pertemuan tingkat tinggi untuk mencapai kesepakatan.

Amirudin Zuhri
Author


JAKARTA- Iran dan Amerika Serikat mengadakan diskusi konstruktif mengenai program nuklir Iran. Bagaimana proses itu berjalan, apa yang diinginkan kedua pihak dan sejauh mana prospek kesepakatan yang bisa dicapai?
Putaran kedua pembicaraan yang dimediasi Oman di Roma berlangsung pada Sabtu 19 April 2025. Seminggu setelah sesi pertama di Muscat, ibu kota Oman. Pembahasan teknis diperkirakan akan dimulai pada hari Rabu 23 April 2025 juga di Oman. Setelah itu akan diadakan pertemuan tingkat tinggi untuk mencapai kesepakatan.
Berikut ini beberapa hal yang perlu kita ketahui dari perundingan tersebut sebagaimana dikutip dari Aljazeera:
1. Apa Saja Pembicaraan Teknis ini?
Pada hari Rabu, para ahli tingkat kerja dari kedua belah pihak akan mulai membahas cara kerja internal pencabutan sanksi.Dan bagaimana kaitannya dengan program nuklir Iran.
Rezim sanksi yang dijatuhkan kepada Iran bersifat kompleks dan berlapis-lapis. Setiap lapisan harus dikaitkan dengan tindakan atau jaminan tertentu. Sesuatu yang diminta untuk dilakukan Iran berkenaan dengan program nuklirnya. Tiga hari setelah pembicaraan ini, putaran pembicaraan tingkat tinggi lainnya akan diadakan di Muscat.
- OJK Optimis Pembiayaan Modal Ventura Bisa Bangkit dari Kontraksi di Tahun 2025, Ini Alasannya
- Jadi Unggulan, Ekspor CPO dan Batu Bara Justru Turun pada Maret 2025
- Harga Emas Pernah Anjlok Saat Ekonomi AS Tumbuh Pesat: Apa Pelajaran yang Bisa Diambil?
Dua putaran terakhir adalah pembicaraan tidak langsung antara Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dan Utusan Khusus Amerika Steve Witkoff. Keduanya menyampaikan pesan melalui Menteri Luar Negeri Oman Badr Albusaidi.
2. Bagaimana Kita Sampai di Sini?
Para pejabat optimistis dengan kemajuan pembicaraan yang dimulai dengan Presiden AS Donald Trump yang mengancam Teheran dengan serangan jika tidak berunding. Pada awal Maret Trump mengatakan dia telah menulis surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Isi surat meminta pembicaraan mengenai program nuklir negara itu.
Namun surat itu dikirim melalui Uni Emirat Arab. Dan penasihat diplomatik presiden UEA Anwar Gargash mengirimkannya hampir seminggu setelah pengumuman Trump. Setelah mengatakan surat Trump belum diterima, Khamenei menyatakan Iran tidak akan menerima tuntutan dari pemerintah pengganggu. Namun ada sesuatu yang mencair dalam hubungan yang biasanya dingin. Dan Iran menyetujui pembicaraan tidak langsung setelah mediasi Oman.
Menariknya, Oman juga menjadi mediator untuk pembicaraan rahasia awal antara Iran dan Amerika yang menghasilkan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015.
3. Apakah Iran Menginginkan Senjata Nuklir?
Iran tidak memberikan indikasi bahwa mereka berencana untuk membuat senjata nuklir. Faktanya, pemimpin tertinggi telah mengeluarkan dekrit keagamaan beberapa tahun lalu yang melarang pengembangan senjata semacam itu.
Ketika ancaman Trump meningkat, Khamenei mengatakan jika Iran memilih untuk mengembangkan senjata nuklir, tidak ada yang bisa menghentikannya. Namun, ia belum mencabut keputusannya yang melarangnya.
Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015 merupakan kemenangan diplomatik bagi pemerintahan mantan Presiden Amerika Barack Obama. Berdasarkan ketentuan kesepakatan, Iran berkomitmen untuk melakukan inspeksi berkala terhadap program energi nuklirnya. Imbalan yang diterima Iran adalah keringanan beberapa sanksi Barat.
Namun selama masa jabatan pertamanya Trump menarik diri dari JCPOA pada Mei 2018. Washington kemudian menjatuhkan kembali hukuman terhadap Teheran.
4. Apa Sebenarnya yang Diinginkan Amerika?
Satu hal yang muncul dalam diskusi adalah seberapa banyak uranium yang diperkaya Iran dan pada tingkat apa. Uranium yang diperkaya digunakan untuk reaktor energi nuklir. Tetapi biasanya diperkaya antara 3 dan 5 persen.
Menurut Badan Tenaga Atom Internasional Iran memiliki 274,8 kg uranium yang diperkaya hingga 60 persen. Lebih rendah dari pengayaan 90 persen yang dibutuhkan untuk sebuah senjata. Berdasarkan JCPOA, Iran dapat memperkaya uranium hingga 3,67 persen dan menyimpan stok uranium sebanyak 300 kg. Witkoff mengatakan 3,67 persen akan menjadi tingkat pengayaan uranium yang dapat diterima. Sama seperti yang disepakati dalam JCPOA di bawah Obama.
Jadi, mengapa Trump menginginkan kesepakatan lain? Sulit untuk membaca pikiran Trump. Namun berdasarkan ucapannya, dia melihat dirinya sebagai seorang pembuat kesepakatan yang bersedia berbicara dengan siapa saja. Bahkan jika akhirnya dia mendapatkan kesepakatan yang mirip dengan kesepakatan sebelumnya. Dia diduga dipengaruhi oleh opini Israel ketika mengatakan JCPOA adalah kesepakatan buruk dan meninggalkannya pada tahun 2018.
Israel telah lama menganggap Iran sebagai musuh. Dan mengklaim Teheran secara diam-diam tengah mengembangkan bom dan merupakan ancaman regional yang lebih besar daripada pendudukan Israel yang semakin kejam di Palestina.
- Profil dan Kekayaan Azealia Banks yang Sebut Indonesia Tempat Sampah Dunia
- Saat Laba Menipis, Target Saham Gudang Garam (GGRM) Kena Gunting
- Baru Melantai di Bursa, Ini Profil Fore Kopi (FORE)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu begitu terlibat. Bahkan dia mendedikasikan sebagian pidatonya di Majelis Umum PBB tahun 2012 untuk menggambar kartun bom dengan garis merah di atasnya, untuk mengilustrasikan maksudnya.
Sejak inspeksi internasional dimulai telah ada konsensus bahwa Iran tetap berpegang pada kesepakatan. Meskipun telah meningkatkan tingkat pengayaannya sejak Trump menarik diri dari JCPOA.
5. Apakah akan Ada Kesepakatan?
Masih terlalu dini untuk mengatakannya. Ada tanda-tanda yang menjanjikan. Seperti laporan bahwa tim Iran dan Amerika berada di ruangan yang sama setidaknya selama sebagian putaran kedua negosiasi. Selain itu kemajuan yang dicapai dalam pembicaraan teknis.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menurut kantor berita semiresmi Tasnim, mengatakan mereka berhasil mencapai pemahaman yang lebih baik tentang prinsip dan tujuan tertentu.
Dia menulis pada hari Sabtu bahwa untuk saat ini, optimisme mungkin dibenarkan. Tetapi hanya dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi.
Iran bersikeras agar AS menjamin Iran akan mematuhi perjanjian ini. Sementara itu, Amerika bersikeras agar Iran menghentikan pengayaan uranium yang diklaimnya diperlukan untuk menjalankan program energi nuklirnya.

Amirudin Zuhri
Editor
