Perbankan

Bank Mandiri Catat Laba Rp13,2 Triliun di Kuartal I 2025, Didukung Akselerasi Kredit dan Digitalisasi

  • Transformasi digital menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan Bank Mandiri. Melalui penguatan platform Livin’ by Mandiri untuk ritel dan Kopra by Mandiri untuk nasabah wholesale, transaksi digital Bank Mandiri mencatatkan lonjakan signifikan.
IMG_6914.jpg
Bank Mandiri (Bank Mandiri)

JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengawali tahun 2025 dengan kinerja keuangan yang solid. Pada kuartal pertama tahun ini, Bank Mandiri berhasil mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp13,2 triliun, tumbuh 3,9% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi kredit yang merata, peningkatan efisiensi operasional, serta akselerasi transformasi digital yang konsisten.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menjelaskan bahwa strategi penguatan ekosistem wholesale dan perluasan pembiayaan ke sektor-sektor potensial menjadi kunci utama keberhasilan kinerja perusahaan.

“Sebagai bagian dari BUMN, Bank Mandiri memiliki peran strategis dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Kami berkomitmen untuk menjaga kinerja tetap sehat, memperluas kolaborasi dengan berbagai pihak, dan mengoptimalkan ekspansi bisnis di seluruh wilayah,” kata Darmawan dalam Paparan Kinerja Triwulan I 2025 di Jakarta, Selasa, 29 April 2025. 

Kredit Tumbuh 16,5% yoy, Fokus pada Sektor Potensial

Hingga Maret 2025, total kredit konsolidasi Bank Mandiri mencapai Rp1.672 triliun, naik 16,5% yoy. Pertumbuhan ini terjadi secara merata di seluruh Indonesia dan didorong oleh performa kuat di segmen wholesale maupun retail.

Khusus kredit korporasi, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan sebesar 20% yoy atau bertambah Rp102 triliun menjadi Rp608 triliun.

Sementara kredit di segmen komersial tumbuh 21,4% yoy menjadi Rp296 triliun. Pembiayaan kepada sektor UMKM juga menunjukkan peningkatan yang signifikan, tumbuh sebesar Rp11 triliun menjadi Rp136 triliun dalam tiga bulan pertama 2025.

“Pertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebar merata di seluruh wilayah Tanah Air dan mencatatkan pertumbuhan kredit dan DPK di atas rata-rata industri,” tambah Darmawan.

Bank Mandiri menargetkan sektor-sektor yang resilien dan prospektif seperti konstruksi dan infrastruktur, energi, makanan dan minuman, serta sektor padat karya lainnya sebagai prioritas dalam penyaluran kredit.

Rasio Kredit Bermasalah Menurun, Manajemen Risiko Diperkuat

Kinerja kredit yang baik juga diiringi oleh kualitas yang terjaga. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) secara bank only turun menjadi 1,01% per Maret 2025, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perbaikan ini turut berdampak pada penurunan biaya kredit (Cost of Credit/CoC) ke level 0,71%, dari 0,99% di Maret 2024.

Lebih lanjut, NPL coverage ratio Bank Mandiri tetap terjaga kuat di angka 299%, mencerminkan solidnya ketahanan finansial perseroan.

“Kami terus memperkuat penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan kredit, sekaligus mengoptimalkan pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan,” ujar Darmawan.

Baca Juga: Rasio Dividen Himbara Kompak Naik: Berkah untuk Investor, Aman untuk Bisnis?

Digitalisasi Dukung Efisiensi dan Pendapatan Non-Bunga

Transformasi digital menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan Bank Mandiri. Melalui penguatan platform Livin’ by Mandiri untuk ritel dan Kopra by Mandiri untuk nasabah wholesale, transaksi digital Bank Mandiri mencatatkan lonjakan signifikan.

Per Maret 2025, Livin’ by Mandiri telah digunakan oleh 30,7 juta pengguna, dengan total 1,1 miliar transaksi yang nilainya mencapai Rp1.070 triliun, naik 16% yoy. Sementara itu, Kopra by Mandiri mencatat volume transaksi sebesar 349 juta dengan nilai mencapai Rp6.000 triliun, tumbuh 23% yoy.

Secara total, transaksi digital Bank Mandiri mencapai Rp7.066 triliun hingga akhir Maret 2025, meningkat 21,9% yoy. Kinerja ini turut mendukung efisiensi operasional perusahaan, tercermin dari Cost to Income Ratio (CIR) yang membaik ke level 38,2%.

“Kami terus mengakselerasi inovasi digital agar dapat menghadirkan layanan perbankan yang semakin relevan dan adaptif terhadap kebutuhan nasabah di era yang dinamis ini,” tutur Darmawan.

Selain itu, pertumbuhan digital juga mendorong pendapatan non bunga yang meningkat 17,3% yoy menjadi Rp11,24 triliun, ditopang layanan trade finance, treasury, dan pengelolaan dana.

Dana Pihak Ketiga Tumbuh 11,2%, Fokus pada CASA

Total Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri hingga Maret 2025 tercatat sebesar Rp1.748 triliun, tumbuh 11,2% yoy. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh dana murah (CASA) yang naik 8,89% yoy, dengan komposisi CASA secara bank only mencapai 77,1%.

Pemanfaatan platform digital Livin’ dan Kopra secara optimal terbukti memperkuat basis pendanaan efisien yang mendukung ekspansi bisnis berkelanjutan.

“Kami memanfaatkan digitalisasi untuk mengoptimalkan akuisisi dana murah dan meningkatkan efisiensi biaya dana,” jelas Darmawan.

Bank Mandiri juga berhasil menerbitkan Global Bond senilai US$800 juta serta Obligasi Berwawasan Lingkungan Tahap II senilai Rp5 triliun sebagai strategi diversifikasi pendanaan.

Komitmen terhadap Keuangan Berkelanjutan

Dalam triwulan pertama 2025, portofolio pembiayaan berkelanjutan Bank Mandiri tercatat tumbuh 11,1% yoy menjadi Rp294 triliun. Dari total tersebut, portofolio hijau mencapai Rp148 triliun (tumbuh 13,4%) dan portofolio sosial Rp146 triliun (tumbuh 9%).

Langkah ini menjadi wujud nyata komitmen Bank Mandiri dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

“Kami berkomitmen mendorong akselerasi transisi ekonomi Indonesia menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan,” tambah Darmawan.

Bank Mandiri juga memperkuat sinergi dengan mitra bisnis untuk mengembangkan produk dan layanan berbasis prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), serta meningkatkan literasi keuangan masyarakat.

Dukungan pada Program Strategis Nasional

Sebagai bentuk kontribusi terhadap pembangunan nasional, Bank Mandiri aktif mendukung sejumlah program pemerintah, mulai dari pembangunan 3 juta rumah, penyediaan makanan bergizi gratis, hingga penguatan sistem kesehatan dan pendidikan di daerah.

Program seperti pembangunan rumah sakit dan sekolah unggulan juga menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Di tengah ketidakpastian global, Bank Mandiri tetap mampu menjaga kinerja yang solid dan terjaga dengan baik,” tutup Darmawan.