Bagaimana Bisa Terjadi Supermoon?
- Tidak ada definisi ilmiah resmi untuk supermoon, tetapi ini terjadi ketika Bulan purnama bertepatan dengan titik terdekat Bulan terhadap Bumi.

Distika Safara Setianda
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Saat Bulan purnama terjadi pada titik terdekatnya dengan Bumi dalam orbitnya, Bulan tampak lebih besar dan lebih terang, yang dikenal dengan sebutan supermoon.
Dilansir dari Natural History Museum, supermoon tercatat secara luas terlihat jauh lebih besar dan lebih terang dibandingkan Bulan pada malam-malam lainnya.
Supermoon pada tahun 2025 diperkirakan terjadi pada tanggal 7 Oktober, 5 November, dan 4 Desember. Prediksi tersebut disampaikan oleh astrofisikawan Fred Espenak.
- Baca Juga: Berapa Sebenarnya Suhu Bulan?
Supermoon bukanlah fenomena yang langka. Hal ini terjadi sebagai bagian rutin dari orbit Bulan mengelilingi Bumi. “Tidak ada definisi ilmiah resmi untuk supermoon, tetapi ini terjadi ketika Bulan purnama bertepatan dengan titik terdekat Bulan terhadap Bumi,” jelas Profesor Sara Russell.
“Sangat jarang sebuah benda langit bergerak di jalur yang benar-benar melingkar. Bulan memiliki sedikit eksentrisitas, artinya ia bergerak di jalur elips mengelilingi Bumi, sehingga kadang lebih dekat dan kadang lebih jauh,” imbuhnya.
Sepanjang orbitnya, jarak Bulan dari Bumi bervariasi antara sekitar 360.000 hingga 400.000 kilometer.
Perigee adalah titik di mana Bulan berada paling dekat dengan Bumi. Saat Bulan berada di titik ini, ukurannya tampak sekitar 14% lebih besar dibandingkan Bulan purnama ketika berada di titik terjauh, yang disebut apogee, saat itu Bulan kadang disebut sebagai micromoon.
“Sebenarnya perbedaannya tidak terlalu besar, dan sulit untuk benar-benar terlihat perubahannya, tapi fenomena ini membuat orang menatap Bulan dan memikirkannya,” ujar Sara.
Saat supermoon muncul di cakrawala atau terbenam, Bulan akan tampak lebih besar. Hal ini disebabkan oleh fenomena yang dikenal sebagai ‘ilusi Bulan’. Ilusi ini membuat Bulan terlihat lebih besar di dekat cakrawala dibandingkan saat berada di tengah langit malam. “Tentu saja, ukuran Bulan tidak berubah tergantung posisinya di langit,” kata Sara.
“Mungkin ketika Bulan berada dekat cakrawala, ada objek seperti pohon atau bangunan yang bisa dibandingkan ukurannya, sedangkan di tengah langit tidak ada titik perbandingan, sehingga Bulan tampak lebih kecil.”
Supermoon memancarkan cahaya sekitar 30% lebih banyak ke Bumi dibandingkan saat Bulan berada pada titik paling redup. Hal ini terjadi karena saat Bulan lebih dekat, lebih banyak sinar Matahari yang dipantulkan dari permukaannya sampai ke Bumi.
Kadang-kadang, Bulan purnama bertepatan dengan Bulan yang berada sangat dekat dengan Bumi. Ketika hal ini terjadi, terciptalah supermoon yang sangat spektakuler. Supermoon pada 14 November 2016 adalah yang terdekat sejak 26 Januari 1948, dan fenomena serupa tidak akan terjadi lagi sampai 25 November 2034.
Supermoon terdekat di abad ini akan terjadi pada 6 Desember 2052.
“Bulan sebenarnya, sangat lambat, bergerak menjauh dari Bumi, jadi supermoon kita hari ini hanyalah Bulan biasa satu miliar tahun yang lalu,” tambah Sara.
Seberapa Sering Supermoon Terjadi?
Bulan purnama terjadi sekali dalam setiap siklus bulan, yang berlangsung selama 29,5 hari. Namun, tidak setiap Bulan purnama menjadi supermoon, biasanya hanya ada tiga atau empat supermoon dalam setahun.
“Selama supermoon, Bulan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi. Kondisi ini biasanya berlangsung selama dua hingga lima Bulan purnama, itulah sebabnya bisa terjadi beberapa supermoon berturut-turut. Setelah itu, Bulan memasuki bagian orbitnya yang lebih jauh,” jelas Sara.
Di Indonesia, fenomena ini bisa dilihat secara langsung tanpa menggunakan teleskop, selama cuaca di lokasi pengamatan cukup cerah.
Direktur Seismologi Teknik Geofisika Potensial, dan Tanda Waktu BMKG Setyoajie Prayoedhie menjelaskan, momen terbaik untuk mengamati Supermoon di Indonesia adalah ketika Bulan baru terbit, yaitu sekitar pukul 17.55 WIB hingga malam hari, karena pada periode tersebut Bulan akan tampak sangat jelas dan indah.
Apakah Supermoon Menyebabkan Bencana Alam?
- Baca Juga: Beragam Hipotesis Proses Terbentuknya Bulan
Pasang surut laut disebabkan oleh gaya gravitasi Matahari dan Bulan. Beberapa teori menyebutkan bahwa supermoon bisa memicu peristiwa alam yang dramatis, seperti gempa bumi besar atau letusan gunung berapi.
“Sepertinya tidak ada dasar untuk berpikir demikian. Bencana alam tidak lebih sering terjadi saat ada supermoon dibandingkan saat tidak ada. Akan ada pengaruh terhadap pasang surut, tapi sangat kecil, mungkin hanya memengaruhi beberapa sentimeter saja,” ujar Sara.

Distika Safara Setianda
Editor
