Australia akan 5 Tahun Lebih Cepat Menerima Kapal Selam Nuklir Pertamanya
- Amerika dan Inggris memutuskan untuk mempercepat upaya mereka agar Australia bisa mendapatkan kapal selam nuklir pertamanya lebih cepat. Langkah ini diambil karena ketegangan yang meningkat dengan China .

Amirudin Zuhri
Author


CANBERRA-Amerika dan Inggris memutuskan untuk mempercepat upaya mereka agar Australia bisa mendapatkan kapal selam nuklir pertamanya lebih cepat. Langkah ini diambil karena ketegangan yang meningkat dengan China .
Dalam kesepakatan senilai US$ 90 miliar atau sekitar Rp 1.300 triliun tersebut Australia dijadwalkan akan mendapatkan delapan kapal selam nuklir. Awalnya, kapal pertama akan diterima pada tahun 2040, tetapi kini jadwal baru menunjukkan kapal bisa masuk layanan pada tahun 2035.
Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton mengungkapkan Inggris dan Amerika telah menarik semua hambatan untuk mempercepat proyek. Hal itu terjadi ketika kekhawatiran semakin tumbuh terkait perselisihan antara Barat dan China atas Taiwan. Australia tentu saja berjanji untuk mendukung tanggapan Amerika apa pun jika situasinya meningkat.
- CrediBook Catat Kenaikan Omzet Harian Mitra UMKM Naik Hingga 50 Persen
- Tahun 2022, Kredit UMKM BRI Diproyeksi Tumbuh 9%
- Gandeng DMI, BSI Luncurkan Digitalisasi Ekosistem Masjid di Aceh
“Saya pikir itu adalah keinginan Amerika untuk melihat kami dengan kemampuan lebih cepat dari tahun 2040 dan jelas opsi sedang dieksplorasi saat ini,” kata Dutton sebagaimana dikutip The Daily Mail Senin 27 Desember 2021.
Dutton juga mengisyaratkan kapal selam mungkin bisa dibangun di dalam negeri, meskipun saat ini Australia masih mengalami kekurangan fasilitas galangan kapal yang sesuai atau pengetahuan tenaga nuklir.
Australia sendiri juga belum memutuskan apakah mereka akan menggunakan desain kapal selam nuklir Kelas Virginia Amerika atau Kelas Astute serupa di Inggris. Tetapi setiap langkah untuk memproduksinya di Australia akan membutuhkan pelatihan pekerja galangan kapal, peralatan baru, dan tentu saja ahli nuklir.
Beberapa ahli telah memperkirakan bahwa tidak mungkin dalam jangka waktu pendek untuk mempercepat kapal selam ke dalam layanan. Namun pemindahan produksi ke Australia mungkin tidak dapat dihindari karena Dutton mengatakan Inggris dan amerika memiliki kapasitas produksi yang terbatas untuk membangun kapal selam Australia. Dan mengatakan pekerjaan sedang berlangsung dengan mitra internasional untuk merancang galangan kapal lokal.
- Jalan Tol Akses BIJB Kertajati Resmi Beroperasi untuk Umum
- Serikat Pekerja Pertamina Ancam Mogok Kerja, Desak Dirut Dicopot
- Tutup Tahun 2021, Layanan BBM Satu Harga Pertamina Sentuh 321 Titik
Kerangka waktu baru tersebut menjadikan Australia kembali ke rencana awal untuk pengenalan kapal selam baru. Sebelumnya dengan Prancis kapal selam pertama juga dijadwalkan akan mulai beroperasi pada tahun 2035.
Kapal selam Kelas Collins Australia saat ini akan membutuhkan perombakan besar-besaran untuk memperpanjang umur layanan mereka melampaui tahun 2038, sehingga sangat penting untuk menempatkan kapal selam nuklir di dalam air sesegera mungkin.
China menuding kesepakatan AUKUS sebagai sangat tidak bertanggung jawab dan sekarang telah mendorong dukungannya untuk perjanjian bebas nuklir untuk Asia Tenggara. Pejabat pemerintah China Lijian Zhao mengatakan kesepakatan itu akan mengintensifkan ketegangan regional, memprovokasi perlombaan senjata militer dan mengancam perdamaian dan stabilitas regional.
Dutton sendiri mengatakan retorika terhadap Australia hanyalah bagian dari serangan China terhadap semua negara lain di dunia yang menentang mereka. 'Kami ingin persahabatan yang produktif dan bermanfaat dengan China. Tetapi kami memiliki nilai-nilai yang kami patuhi dan kami tidak akan menyimpang dari nilai-nilai itu dan kepatuhan terhadap hukum internasional,” kata Dutton.

Amirudin Zuhri
Editor
