Astronom Temukan Bintang Generasi Pertama Setelah Fenomena Big Bang
- Baru-baru ini sejumlah astronomi mengumumkan temuan terbesar. Dengan memanfaatkan Teleskop Luar Angkasa James Webb, para astronom sepertinya telah menemukan bintang generasi pertama yang tercipta setelah peristiwa Big Bang.

Distika Safara Setianda
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Baru-baru ini sejumlah astronomi mengumumkan temuan terbesar. Dengan memanfaatkan Teleskop Luar Angkasa James Webb, para astronom sepertinya telah menemukan bintang generasi pertama yang tercipta setelah peristiwa Big Bang.
Seperti halnya manusia, bintang juga memiliki beberapa generasi. Perbedaan generasi ini ditentukan oleh seberapa banyak unsur yang lebih berat dari hidrogen dan helium yang ada di dalamnya.
Bintang yang disebut sebagai Populasi III (POP III) ini diperkirakan terbentuk setelah Big Bang, atau ledakan awal yang menandai terbentuknya alam semesta. Bintang ini sudah lama menjadi incaran para ilmuwan, sehingga penemuan terbaru ini dianggap sebagai pencapaian besar.
Populasi III ditemukan di galaksi bernama LAP1-B, yang sebelumnya juga telah diteliti oleh Teleskop James Webb. Menurut laporan dari Space, cahaya dari galaksi tersebut membutuhkan waktu sekitar 13 miliar tahun untuk mencapai teleskop.
Artinya, para astronom melihat LAP1-B dalam kondisi seperti ketika galaksi itu masih berada pada era sekitar 800 juta tahun setelah Big Bang. Penemuan ini berpotensi menjadi pengamatan pertama terhadap bintang-bintang paling awal yang pernah ada di alam semesta.
“Jika benar bintang-bintang di LAP1-B adalah Pop III, maka ini merupakan deteksi pertama terhadap bintang-bintang primordial tersebut,” ujar ketua tim Eli Visbal dari University of Toledo.
Galaksi ini berada sangat jauh dan terlihat redup sehingga keberadaannya hanya dapat terdeteksi berkat bantuan fenomena lensa gravitasi. Fenomena yang pernah diprediksi Albert Einstein ini bekerja dengan memperbesar cahaya dari objek yang jauh melalui pembengkokan ruang oleh massa besar di sekitarnya
Lensa gravitasi yang memperbesar LAP1-B adalah gugus galaksi masif yang dikenal sebagai MACS J0416.1-2403. Gugus tersebut berfungsi seperti kaca alami yang membesarkan hingga sekitar 100 kali.
JWST mengamati galaksi LAP1-B dalam periode yang dikenal sebagai “epoch of reionization,” yaitu masa ketika cahaya ultraviolet dari bintang dan galaksi pertama diyakini mulai mengubah gas netral hidrogen dan helium menjadi plasma panas bermuatan. Fase ini menandai berakhirnya zaman kegelapan kosmik.
Bintang-bintang Populasi III diperkirakan terbentuk sebelum era tersebut, sekitar 200 juta tahun setelah Big Bang. Mereka lahir di dalam struktur materi gelap berskala kecil yang kemudian berfungsi sebagai fondasi bagi terbentuknya galaksi-galaksi yang lebih besar.
"Dengan demikian, mereka (objek ini) mengajarkan kita tentang tahap-tahap awal pembentukan dan evolusi galaksi," kata Visbal. Penemuan ini sangat penting karena para ilmuwan membatasi sifat-sifat materi gelap yang juga memengaruhi pembentukan galaksi.

Distika Safara Setianda
Editor
