Asing Borong CDIA Saat Ritel Jualan, Analis Soroti Ledakan Margin Segmen Logistik
- Henan Putihrai Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham CDIA dengan target harga Rp2.430. Analis menyoroti perbaikan margin laba kotor menjadi 22,9% berkat kontribusi bisnis logistik.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) melompat 4,95% ke level Rp1.910 pada perdagangan Rabu, 26 November 2025. Kenaikan ini diiringi lonjakan volume transaksi yang mencapai Rp517,61 miliar, mencerminkan minat beli yang agresif terhadap emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu tersebut.
Di balik pergerakan harga ini, terjadi divergensi perilaku investor. Investor asing tercatat melakukan akumulasi, sementara investor ritel domestik cenderung melepas sahamnya. Fenomena ini terjadi di tengah perubahan fundamental CDIA yang kini bertransformasi menjadi pemain logistik dengan margin tinggi.
Berikut adalah bedah tuntas pergerakan saham CDIA, mulai dari peta arus dana (flow), analisis teknikal, hingga pergeseran fundamental bisnis yang menjadi landasan kenaikan target harga oleh para analis.
1. Peta Arus Dana: Institusi Masuk, Ritel Keluar
Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) sebesar Rp16,34 miliar. Akumulasi ini dipimpin oleh broker institusi seperti Mandiri Sekuritas dan UBS Sekuritas, yang masing-masing mencatatkan pembelian bersih senilai Rp11 miliar dan Rp9,4 miliar pada perdagangan tersebut.
Sebaliknya, investor domestik justru memanfaatkan kenaikan harga untuk merealisasikan keuntungan (profit taking). Broker yang identik dengan investor ritel, seperti Stockbit Sekuritas dan Ajaib Sekuritas, membukukan penjualan bersih terbesar masing-masing Rp29,2 miliar dan Rp15,6 miliar.
2. Fundamental: Ledakan Segmen Logistik
Secara fundamental, CDIA tengah menikmati momentum pertumbuhan pendapatan sebesar 42% (YoY) menjadi US24,7 juta dari sebelumnya hanya US$1,8 juta.
Pergeseran ke segmen logistik ini berdampak signifikan pada profitabilitas. Kontribusi segmen ini naik menjadi 23,5% terhadap total pendapatan. Hal ini mengerek margin laba kotor CDIA menjadi 22,9% pada 9M25 (dari 10,4%), mencerminkan peningkatan leverage operasional yang lebih efisien.
3. Ekspansi 'Cold Chain' dan Armada Baru
Analis Henan Putihrai Sekuritas, Irsyady Hanief, mencatat laba inti CDIA mencapai US$38,1 juta atau melonjak 80,5% secara tahunan. Hasil ini dinilai solid, setara dengan 76,3% dari target setahun penuh sekuritas tersebut dan masih sesuai dengan ekspektasi pasar.
Untuk menjaga momentum, CDIA memperkuat pilar logistik melalui peluncuran divisi cold chain di bawah PT Chandra Cold Chain (CCC). Fasilitas ini menyediakan penyimpanan modern berkapasitas 700 palet, ditambah dengan ekspansi armada kapal dan truk baru untuk layanan terintegrasi.
4. Proyeksi Teknikal dan Target Harga
Secara teknikal, Phintraco Sekuritas menyoroti bahwa saham CDIA telah breakout dari garis MA20 di level 1.840. Sinyal ini mengonfirmasi rebound yang didukung oleh potensi golden cross pada indikator MACD, membuka peluang penguatan lanjutan ke area resisten berikutnya.
Phintraco menetapkan target harga teknikal bertahap di level 1.960, 2.050, hingga 2.200. Sementara itu, Henan Putihrai Sekuritas mematok target harga fundamental lebih tinggi di Rp2.430, didukung oleh ekspansi berkelanjutan CDIA sebagai enabler infrastruktur utama dengan margin tebal.

Alvin Bagaskara
Editor
