ASEAN-Australia Sepakat Bentuk Konsorsium Blockchain Kawasan
Asosiasi blockchain dari Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand dan Australia sepakat membentuk Konsorsium Blockchain ASEAN (ASEAN Blockchain Consortium/ABC) untuk memperkuat hubungan lintas batas dalam mempromosikan penggunaan teknologi blockchain.

Mochammad Ade Pamungkas
Author


Sumber: ExtremeTech.com
(Istimewa)JAKARTA – Asosiasi blockchain dari Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand dan Australia sepakat membentuk Konsorsium Blockchain ASEAN (ASEAN Blockchain Consortium/ABC) untuk memperkuat hubungan lintas batas dalam mempromosikan penggunaan teknologi blockchain.
Asosiasi dari enam negara itu telah menandatangani nota kesepahaman dalam pembentukan ABC secara virtual pada Kamis, 22 Maret 2021.
Keenam Asosiasi tersebut ialah Asosiasi Blockchain Indonesia, Blockchain Association Singapore (BAS), Asosiasi Teknologi Ledger Terdistribusi Filipina (DLTAP), Pusat Bisnis dan Keuangan Internasional Labuan (Labuan IBFC), Asosiasi Perdagangan Operator Aset Digital Thailand (TDO), dan Blockchain Australia (BA).
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Menurut Penasihat Senior Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi, konektivitas digital ialah hal mendesak yang harus dilakukan selama pandemi, demi menjaga bisnis tetap berjalan
“Ini adalah kesempatan bagi blockchain untuk menata kembali konektivitas digital dengan adaptasi tingkat lanjut,” ucap Edi Prio Pambudi sebagai wakil Indonesia dalam acara tersebut.
Start up perdagangan aset kripto asal Korea Selatan Upbit dalam rilisnya menyampaikan, dibentuknya ABC itu memiliki tujuan untuk melayani kepentingan publik di bidang teknologi blockchain.
Selain itu, keenam negara tersebut dapat meningkatkan kerja sama dalam pengembangan industri blockchain dan aset digital melalui konsorsium tersebut.
“Indonesia sebagai tingkat adopsi digital tertinggi akan berada di garis depan, MOU dapat menjadi titik awal dari kemajuan teknologi baru di industri blockchain,” ujar Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia Muhammad Deivito Dunggio. (LRD)
