AS Akui Kemenangan J-10 atas Rafale, Dunia Memantau Ketat Pertempuran Udara India-Pakistan
- Rafale dan model J-10 yang digunakan Pakistan keduanya dianggap sebagai jet tempur generasi 4,5, yang menempatkan keduanya di garis depan pesawat tempur.

Amirudin Zuhri
Author


JAKARTA- Amerika Serikat mengakui keunggulan jet tempur China dalam pertempuran melawan pesawat India. Di bagian lain pertempuran udara yang terjadi antara kedua negara tersebut akan mendapat perhatian besar dari dunia.
Sebuah pesawat tempur canggih buatan China milik Pakistan menembak jatuh sedikitnya dua pesawat militer India pada hari Rabu. Dua pejabat Amerika kepada Reuters mengatakan hal itu menandai tonggak penting bagi jet tempur canggih Beijing.
Seorang pejabat yang berbicara dengan syarat anonym mengatakan ada keyakinan tinggi bahwa Pakistan telah menggunakan pesawat J-10 buatan China untuk meluncurkan rudal udara-ke-udara terhadap jet tempur India. “Hasilnya menjatuhkan sedikitnya dua pesawat India,” katanya kepada Reuters. Pejabat lain mengatakan sedikitnya satu jet India yang ditembak jatuh adalah pesawat tempur Rafale buatan Prancis.
Kedua pejabat tersebut mengatakan Pakistan tidak menggunakan F-16 yang dibuat oleh Lockheed Martin dalam pertempuran itu. Pakistan kemungkinan menghindari masalah politik dengan Amerika dengan menggunakan jet tempur tersebut.
India belum mengakui kehilangan satu pun pesawatnya. Sebaliknya mengatakan pihaknya telah melancarkan serangan yang berhasil terhadap apa yang disebutnya sebagai infrastruktur teroris di dalam Pakistan. Seorang juru bicara Angkatan Udara India mengatakan dia tidak berkomentar ketika ditanya Reuters. Di Prancis, produsen Rafale Dassault Aviation dan MBDA yang membuat rudal udara-ke-udara Meteor tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.
- Sedot Investasi Rp2,8 T, Ini Fakta PLTU Labuhan Angin yang Meledak
- Bitcoin Nyaris Sentuh US$100.000, Wall Street Hijau—Efek Domino dari The Fed?
- RTMM Jatim dan Gubernur Jatim Kompak Dukung Revisi PP 28/2024 dan Tolak Kenaikan CHT 2026
Laporan tentang perang udara antara India dan Pakistan dalam beberapa hari terakhir menunjukkan apa yang mungkin merupakan serangkaian pertempuran udara paling intens selama beberapa dekade. Selain melibatkan jet-jet tempur tercanggih, sumber Pakistan mengatakan sekitar 125 pesawat terlibat dalam pertempuran.
Bentrokan udara merupakan kesempatan langka bagi militer untuk mempelajari kinerja pilot, jet tempur, dan rudal udara-ke-udara dalam pertempuran aktif. Kemudian menggunakan pengetahuan itu untuk mempersiapkan angkatan udara mereka sendiri untuk pertempuran.
Performa jet tempur unggulan China dalam menghadapi rival Barat bagaimanapun sedang diawasi ketat di Washington. Ini untuk mendapatkan wawasan tentang bagaimana Beijing akan bertindak dalam pertikaian apa pun atas Taiwan atau kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas.
Pada hari Rabu Reuters mengutip pejabat pemerintah setempat di India mengatakan tiga pesawat India jatuh. Ini menandai konfirmasi pertama dari Barat bahwa jet buatan China milik Pakistan digunakan dalam penembakan tersebut.
Rafale dan model J-10 yang digunakan Pakistan keduanya dianggap sebagai jet tempur generasi 4,5, yang menempatkan keduanya di garis depan pesawat tempur. Para analis Barat dan sumber industri pertahanan mengatakan penggunaan langsung beberapa senjata canggih yang dapat dikerahkan dalam konflik kekuatan besar di masa depan akan diteliti secara mendetail. Tetapi menekankan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan pasti.
Dipantau Ketat
Komunitas peperangan udara di China, AS, dan sejumlah negara Eropa akan sangat tertarik untuk mencoba dan mendapatkan sebanyak mungkin kebenaran di lapangan. Terutama tentang taktik, teknik, prosedur, peralatan apa yang digunakan, apa yang berhasil dan apa yang tidak. “Prancis dan Amerika kemungkinan besar mengharapkan informasi intelijen serupa dari India,” kata Douglas Barrie. Peneliti senior bidang kedirgantaraan militer di Institut Internasional untuk Studi Strategis.
Sementara seorang eksekutif industri pertahanan menegaskan PL-15 adalah masalah besar. Ini adalah sesuatu yang menjadi perhatian besar militer Amerika.
Postingan di media sosial menyoroti pertarungan antara rudal udara-ke-udara PL-15 milik China dengan rudal Meteor yang diproduksi MBDA. Namun para analis dan sumber mengatakan banyak rincian penting tidak jelas. Termasuk apakah Meteor dibawa atau bagaimana mereka mungkin dikerahkan. Seorang sumber industri pertahanan Barat saat ini tidak mungkin untuk menilai apa pun. Saat ini hanya sedikit yang diketahui.
Perusahaan senjata juga akan berusaha keras untuk memisahkan kinerja teknis dari faktor operasional. Byron Callan, pakar pertahanan yang berkantor pusat di Washington dan mitra pengelola Capital Alpha Partners mengatakan akan ada audit terhadap apa yang berhasil dan apa yang tidak.
- Semua yang Perlu Diketahui Tentang Met Gala 2025, dari Tema hingga Dresscode
- Tren Lifting Meningkat, Bahlil Optimistis Pasokan Gas dari Sumber Baru Akan Cukupi Kekurangan di Wilayah Barat Akibat Natural Declining
- IndoXXI, LK21 dan Juraganfilm Ilegal, Ini 7 Situs Nonton Film yang Aman dan Lengkap
Perusahaan senjata Amerika mendapat masukan terus-menerus tentang bagaimana produk mereka bekerja dalam perang di Ukraina. Dan Pakistan serta Cina mungkin juga menyampaikan umpan balik yang sama. “Jika PL-15 berfungsi seperti yang diiklankan atau lebih baik dari yang diharapkan, China ingin mendengarnya,” katanya.
Sumber industri pertahanan dari negara Barat yang mengoperasikan Meteor mengatakan gambar daring dari pelacak tampaknya menampilkan komponen rudal yang meleset dari sasarannya. Ada laporan yang saling bertentangan tentang apakah Pakistan memiliki versi domestik PL-15 dari PLAAF, angkatan udara China, atau versi ekspor jarak rendah yang diperkenalkan ke publik pada tahun 2021.
Sumber industri Barat menepis klaim bahwa PL-15 bertenaga roket memiliki jangkauan lebih jauh daripada Meteor. Tetapi mengakui bahwa kemampuannya mungkin lebih besar dari yang diperkirakan. Jangkauan Meteor belum dipublikasikan secara resmi. Saat ini tidak mungkin untuk menilai apa pun. Kami hanya tahu sedikit," kata sumber industri tersebut.
Jangkauan dan kinerja PL-15 telah menjadi fokus perhatian Barat selama bertahun-tahun. Kemunculannya dipandang sebagai salah satu dari banyak sinyal bahwa Cina telah melangkah jauh melampaui ketergantungan pada teknologi turunan era Soviet.
Amerika Serikat sedang mengembangkan Rudal Taktis Canggih Gabungan AIM-260 sebagai respons terhadap PL-15. Negara-negara Eropa juga tengah menjajaki peningkatan Meteor di usia paruh baya. Tetapi analis mengatakan kemajuannya lambat.

Amirudin Zuhri
Editor
