Alasan Vietnam Digadang Jadi Poros Industri EV Asia
- VinFast membawa Vietnam jadi pusat kendaraan listrik Asia Tenggara, didukung kebijakan pemerintah dan pertumbuhan manufaktur 13,6%.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Vietnam kini muncul sebagai salah satu pemain paling agresif di industri kendaraan listrik dunia. Tak hanya menumbuhkan pasar domestiknya secara masif, negeri ini mendorong ekspansi global melalui VinFast, produsen otomotif yang menjadi simbol ambisi Vietnam untuk menantang dominasi pemain besar seperti Tesla, BYD, dan Volkswagen.
Dalam lima tahun terakhir, Vietnam berubah dari pasar otomotif konvensional menjadi pusat pertumbuhan kendaraan listrik (EV) di Asia Tenggara.
Dikutip laman Nikkei Asia Rabu, 22 Oktober 2025, pada semester pertama 2025, kendaraan listrik telah mencakup 42% dari total mobil baru yang terjual di negara tersebut, menjadikannya pemimpin dunia dalam pangsa penjualan EV.
Hingga Agustus 2025, Vietnam tercatat sebagai pasar kendaraan listrik baterai (BEV) terbesar kedua di ASEAN, hanya kalah dari Thailand. Pangsa pasar kendaraan listrik di Vietnam kini mencapai 26% dari total penjualan mobil nasional.
Lonjakan ini didorong oleh kombinasi kebijakan pemerintah yang pro-lingkungan, peningkatan fasilitas pengisian daya, serta strategi industrialisasi yang agresif.
Produksi industri Vietnam pun tumbuh 13,6% pada September 2025, dengan sektor manufaktur naik 12,7%, menunjukkan kuatnya kapasitas produksi nasional yang menopang ekosistem EV.
Laju Pesat VinFast
VinFast, anak perusahaan konglomerat Vingroup menjadi wajah utama transformasi industri otomotif Vietnam. Dengan strategi ekspansi global yang ambisius, VinFast kini telah menembus pasar Amerika Utara, Eropa, dan Asia.
Di Amerika Serikat, perusahaan ini membangun pabrik di North Carolina dengan target produksi 150.000 kendaraan per tahun, sekaligus memperluas jaringan 173 showroom EV secara global hingga akhir 2024.
Sementara di Eropa, VinFast membuka showroom di Jerman, Prancis, dan Belanda, serta menggandeng E.ON untuk mengembangkan ekosistem pengisian daya.
Di kawasan Asia, VinFast memperkenalkan diri lewat ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, disusul pembangunan pabrik di India dan rencana membangun 100.000 stasiun pengisian kendaraan listrik di Indonesia dalam tiga tahun ke depan. Langkah ini menegaskan ambisi Vietnam untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai basis ekspansi utama.
Meski bergerak cepat, jalan VinFast tak sepenuhnya mulus. Di Eropa, perusahaan menghadapi persaingan ketat dengan merek-merek besar seperti Volkswagen dan BMW, serta pemain asal China seperti BYD yang telah lebih dulu menguasai pasar dengan strategi harga agresif dan kemitraan lokal.
Selain itu, VinFast juga masih berjuang membangun citra merek dan kepercayaan konsumen global. Beberapa laporan mengenai masalah teknis dan layanan purna jual menimbulkan tantangan tambahan.
Dinilai Berisiko
Langkah VinFast yang memilih menjual mobil langsung tanpa jaringan dealer tradisional juga dinilai berisiko oleh pengamat industri.
Namun, para analis melihat strategi Vietnam ini sebagai momentum penting bagi kebangkitan industri otomotif Asia Tenggara.
“VinFast bukan sekadar produsen mobil, tetapi simbol bagaimana negara berkembang bisa naik kelas ke rantai industri global,” kata seorang analis pasar di Nikkei Asia, dikutip Rabu, 22 Oktober 2025.
Dengan dukungan penuh pemerintah, infrastruktur pengisian yang terus berkembang, dan ambisi global yang tak surut, Vietnam tampaknya siap menjadi poros kendaraan listrik Asia. VinFast kini bukan hanya merek lokal, melainkan duta besar ekonomi baru Vietnam di panggung dunia.
Jika tren pertumbuhan dan ekspansi ini berlanjut, tidak mustahil Vietnam akan menjadi pemain utama dalam transisi energi bersih global, sekaligus pesaing nyata bagi produsen otomotif raksasa dari Amerika, Eropa, maupun China.

Chrisna Chanis Cara
Editor
