Tren Pasar

Akankah Akuisisi Emas dan Bauksit Menciptakan Era Baru Profitabilitas BUMI?

  • BUMI pivot ke logam melalui akuisisi tambang emas Australia dan bauksit di Kalimantan Barat. Strategi ini diharapkan menciptakan profitabilitas baru dan menghapus ketergantungan pada batu bara termal.
<p>Tambang batu bara PT Arutmin Indonesia, anak usaha PT Bumi Resources Tbk / Bumiresources.com</p>

Tambang batu bara PT Arutmin Indonesia, anak usaha PT Bumi Resources Tbk / Bumiresources.com

(Istimewa)

JAKARTA, TRENASIA.ID – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membeberkan rencana transformasi strategisnya, beralih dari perusahaan batu bara termal murni ke aset non-batu bara (logam dan mineral). Perseroan menargetkan komposisi aset dan pendapatan 50:50 antara batu bara termal dan non-batu bara pada tahun 2031 mendatang.

Langkah ini didorong oleh stagnasi produksi batu bara inti. Direktur BUMI Christopher Fong menjelaskan perseroan tengah gencar menjalankan strategi diversifikasi transformatif. "Fokus kami sekarang pada logam dan mineral serta kegiatan hilirisasi," ujar Christopher Fong dalam paparan publik pada Senin, 1 Desember 2025. 

Pergeseran fokus bisnis ke sektor logam dan mineral ini menjadi landasan utama. Berikut adalah bedah strategi BUMI dalam membangun dua pilar bisnis baru, mulai dari proyek emas dan bauksit, hingga keputusan penting soal kepemilikan saham.

1. Visi 50:50 dan Stagnasi Bisnis Inti

Total produksi batu bara BUMI dari PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia diproyeksikan stagnan, yakni 77–78 juta ton di 2026. Direktur BUMI Maringan M Ido Hotna Hutabarat mengonfirmasi panduan kinerja 2026 kurang lebih sama dengan tahun 2025.

Perkiraan produksi tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan signifikan di bisnis inti. "KPC sekitar 53,5 juta ton. Kemudian, Arutmin sekitar 22-23 juta ton. Jadi, total (produksi) antara 77 juta sampai 78 juta ton di tahun 2026," pungkas Ido, menjelaskan angka produksinya.

2. Akuisisi Tambang Emas Australia

BUMI akan mengakuisisi Jubilee Metals Limited (JML), perusahaan tambang emas tahap produksi di Australia. Setelah seluruh proses konversi utang dan pembelian saham rampung, BUMI akan menguasai 64,98% modal disetor JML pada 15 Agustus 2026.

Langkah ini memperkuat posisi BUMI di sektor emas dan tembaga, didanai melalui Obligasi Berkelanjutan I BUMI Tahap III Tahun 2025. Direktur Rio Supin menegaskan fokus manajemen kini adalah memastikan tambang JML beroperasi sesuai jadwal, memprioritaskan eksekusi di lapangan.

3. Ekspansi Bauksit (Laman Mining)

Selain itu, BUMI juga mengakuisisi 45% saham PT Laman Mining, pemilik tambang bauksit di Kalimantan Barat. Akuisisi senilai US$59,1 juta ini dilakukan untuk merambah potensi bisnis aluminium dan alumina, memperkuat fokus pada logam dan mineral.

Mengenai porsi kepemilikan, Direktur Rio Supin menegaskan belum ada rencana menambah porsi di Laman Mining (di atas 45%) dalam waktu dekat. Perusahaan masih fokus menyelesaikan tahap pertama akuisisi, di samping melakukan pengembangan bisnis secara bertahap.

4. Sinyal Tambahan Kepemilikan Jangka Panjang

Meskipun fokus saat ini adalah eksekusi, keputusan untuk meningkatkan kepemilikan di JML (di atas 65%) dan Laman Mining masih terbuka. Hal ini akan bergantung pada hasil operasional tambang yang sudah diakuisisi perseroan.

"Nanti setelah itu baru diputuskan apakah BUMI akan menambah kepemilikan di JML atau tidak,” ujar Rio Supin, mengindikasikan bahwa keputusan menguasai saham penuh akan diambil di kemudian hari, berdasarkan penilaian ulang strategi.

5. Konsensus Analis dan Target Harga

Kabar diversifikasi transformatif ini direspons positif oleh analis. Konsensus analis BNI Sekuritas dan CGS International Sekuritas kompak merekomendasikan Spec Buy saham BUMI, yang tercatat dalam riset terbaru kedua sekuritas tersebut.

Target harga terdekat BUMI diproyeksikan bisa menyentuh level Rp250–Rp256 per saham dalam waktu dekat, seiring sentimen diversifikasi dan penguatan harga komoditas. "Target terdekat harga saham BUMI bisa menyentuh level Rp 248–Rp 254 per saham," tulis analis BNI Sekuritas dalam risetnya beberapa waktu lalu.