<p>JAKARTA, TRENASIA.ID – Investasi bisa membantu kalian mencapai tujuan keuangan, dan semakin baik keputusan investasi yang kalian buat, semakin besar peluang untuk berhasil.</p><p>Apakah kalian sering bingung harus mulai dari mana dan memilih aset investasi yang tepat? Setiap orang memiliki tujuan <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/investasi">investasi</a> dan profil risiko yang berbeda, sehingga jarang ada satu jenis instrumen investasi yang cocok untuk semua orang.</p><p>Contohnya, investasi seperti saham, obligasi, surat utang, hingga deposito memiliki tingkat risiko yang berbeda, tergantung pada seberapa besar fluktuasinya.</p><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tren-ekbis/5-investasi-yang-tetap-cuan-saat-ekonomi-tak-stabil">5 Investasi yang Tetap Cuan saat Ekonomi Tak Stabil</a></li></ul><p>Profil risiko inilah yang menentukan sejauh mana seorang investor mampu menerima perubahan nilai investasinya, sekaligus membantu dalam memilih instrumen yang sesuai. Lantas, bagaimana caranya untuk memilih instrument investasi yang tepat?</p><h2>Cara Memilih Instrumen Investasi Sesuai Tujuan</h2><p>Dilansir dari berbagai sumber, berikut cara memilih instrument investasi yang sesuai dengan tujuan:</p><h3>1. Pahami Profil Risiko yang Dimiliki</h3><p>Tahap pertama menentukan instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko adalah mengenali jenis profil risiko yang dimiliki. Hal ini penting agar tujuan keuangan dapat tercapai sesuai dengan kemampuan menghadapi risiko.</p><p>Setiap individu memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda terhadap risiko. Beberapa orang tetap tenang meski nilai investasinya berfluktuasi drastis, sementara yang lain lebih memilih kestabilan meski hasilnya lebih rendah.</p><p>Prinsip smart investing menekankan tidak ada instrumen yang paling baik untuk semua orang, yang penting adalah memilih instrumen yang cocok dengan profil risiko masing-masing.</p><h3>2. Tentukan Tujuan Finansial</h3><p>Pastikan tujuan keuangan sudah jelas, misalnya menyiapkan dana pendidikan anak dalam 10 tahun, pensiun pada usia 55 tahun, atau membeli rumah dalam 5 tahun ke depan. Tujuan ini akan menjadi panduan dalam memilih instrumen investasi yang tepat.</p><p>Untuk kebutuhan jangka pendek, instrumen dengan risiko rendah seperti deposito atau reksa dana pasar uang lebih sesuai.</p><p>Sedangkan untuk tujuan jangka panjang, instrumen dengan potensi return lebih tinggi, seperti saham atau reksa dana saham, bisa dipertimbangkan. Selalu pahami risiko dari setiap investasi yang dijalani.</p><h3>3. Tentukan Jangka Waktu Investasi</h3><p>Jangka waktu <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/investasi">investasi</a> berbeda-beda, mulai dari pendek hingga panjang. Penentuan jangka waktu ini disesuaikan dengan tujuan, profil risiko, ketersediaan waktu dan dana, serta kebutuhan masing-masing investor.</p><p>Secara prinsip, jika performa investasi menunjukkan hasil yang baik, sebaiknya jangka waktu investasi diperpanjang agar potensi keuntungan maksimal.</p><p>- Reksa Dana: Jangka waktu investasi reksa dana beragam, mulai dari 1 hingga lebih dari 5 tahun:</p><p>Kurang dari 1 tahun: bisa memilih reksa dana pasar uang</p><p>1–3 tahun: lebih cocok reksa dana pendapatan tetap</p><p>3–5 tahun: reksa dana campuran bisa menjadi pilihan</p><p>Lebih dari 5 tahun: sebaiknya memilih reksa dana saham</p><p>- Obligasi: Tersedia mulai 1 hingga 30 tahun. Semakin panjang jangka waktunya, biasanya tingkat bunga yang ditawarkan juga semakin tinggi.</p><p>- Rekening Valas: Jangka waktunya beragam, bisa pendek untuk memanfaatkan selisih kurs, atau panjang untuk tujuan masa depan.</p><p>- Deposito: Jangka waktunya bervariasi dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan investor.</p><h3>4. Diversifikasi Portofolio</h3><p>Di dunia yang penuh ketidakpastian, menaruh seluruh investasi pada satu instrumen bisa berisiko. Dengan menyebarkan dana ke berbagai perusahaan, jenis aset, dan wilayah geografis, ketergantungan pada satu investasi dapat dikurangi.</p><p>Jadi, jika sebagian investasi mengalami kerugian, investasi lainnya mungkin tetap menguntungkan.</p><p>Lakukan diversifikasi portofolio atau menyebarkan aset ke berbagai instrumen investasi untuk meminimalkan risiko.</p><p>Caranya dengan mengombinasikan instrumen berisiko rendah dan tinggi agar tercapai keseimbangan, misalnya dengan memadukan saham dan obligasi atau reksa dana.</p><p>Dengan melakukan diversifikasi, portofolio menjadi lebih stabil dan mampu bertahan menghadapi perubahan kondisi ekonomi.</p><h3>5. Perhatikan Likuiditas dan Fleksibilitas</h3><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tren-leisure/in-this-economy-berikut-hal-hal-yang-harus-dilakukan-kelas-menengah">In This Economy, Berikut Hal-hal yang Harus Dilakukan Kelas Menengah</a></li></ul><p>Investasi sebaiknya tidak dianggap sebagai solusi jangka pendek atas suatu masalah. Tidak semua investasi bisa dicairkan dengan cepat saat dibutuhkan. Prinsip investasi smart investingpentingnya menyesuaikan likuiditas instrumen dengan tujuan keuangan.</p><p>Untuk kebutuhan mendesak, seperti dana darurat, pilih instrumen yang mudah dicairkan, misalnya tabungan atau <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/reksa-dana">reksa dana</a> pasar uang.</p>

Ilustrasi berinvestasi.

Secara prinsip, jika performa investasi menunjukkan hasil yang baik, sebaiknya jangka waktu investasi diperpanjang agar potensi keuntungan maksimal.

Harga Emas Hari Ini

5 Cara Memilih Instrumen Investasi Sesuai Tujuan