45 Tahun Voyager Jelajahi Angkasa, Kini Berjarak 22 Miliar Km dari Bumi
- Voyager membawa pesan emas berisi suara, musik, dan salam dari Bumi. Kini, ia melayang di ruang antarbintang sebagai duta manusia yang abadi.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Pada tahun 1977, dua benda kecil berkilau perak meninggalkan Bumi, ditahun 2025 sekarang, jaraknya diperkirakan mencapai 22 milyar kilometer dari Bumi. Mereka hanyalah robot sederhana, setinggi kira-kira bus seorang anak sekolah dan selebar piring besar, namun membawa mimpi besar, menembus batas tata surya dan menyapa bintang.
Mereka diberi nama Voyager 1 dan Voyager 2, dan sejak saat itu perjalanan keduanya telah mengubah cara manusia memandang alam semesta. Dilansir Ensiklopedia Britanica, Rabu, 24 September 2025, awalnya, Voyager hanya ditugaskan menjalankan “Grand Tour” melewati deretan planet raksasa gas di tata surya luar, dari Jupiter hingga Neptunus.
Tetapi misi itu menjelma menjadi sebuah kisah heroik, Voyager adalah utusan pertama manusia yang menembus ruang antarbintang. Hingga kini, lebih dari 45 tahun kemudian, keduanya masih mengirimkan bisikan lemah dari kedalaman gelap kosmos, bisikan yang ditangkap antena raksasa NASA di Bumi.
Baca juga : Bisnis Padel: Ngetren di Indonesia, Bangkrut di Swedia
Menemukan Rahasia Planet-Planet Raksasa
Petualangan dimulai di Jupiter, raksasa bergaris oranye. Kamera Voyager menangkap badai legendaris Great Red Spot dengan detail menakjubkan, dan untuk pertama kalinya, manusia mengetahui bahwa bulan Io aktif secara vulkanik, menyemburkan lahar ke angkasa. Penemuan itu mengejutkan dunia, kehidupan geologi ternyata tidak eksklusif milik Bumi.
Di Saturnus, Voyager meluncurkan kisah baru. Voyager sukses menunjukkan betapa cincin planet itu tidak sekadar pita es, melainkan sistem rumit berlapis-lapis dengan celah, gelombang, dan tarian gravitasi yang indah. Voyager 1 bahkan mengintip ke Titan, bulan misterius yang diselimuti kabut oranye, yang kelak menjadi salah satu tujuan utama penelitian tata surya.
Tak berhenti di sana, Voyager 2 mencatat sejarah sebagai satu-satunya pengunjung Uranus dan Neptunus. Dari Uranus ia menemukan 11 bulan baru, sementara di Neptunus ia memperlihatkan geyser nitrogen cair menyembur dari permukaan Triton, dunia beku yang ternyata hidup.
Pada bulan Februari 1990, sebelum menonaktifkan kameranya, Voyager 1 menoleh ke belakang. Dari jarak 6 miliar kilometer, Bumi tampak hanya sebagai titik biru pucat, hanyut di lautan kosmos. Foto itu kemudian diabadikan oleh astronom Carl Sagan sebagai simbol kerentanan sekaligus keindahan rumah kita.
Dua dekade kemudian, pada tahun 2012, Voyager 1 menembus heliopause, batas gelembung angin matahari yang melindungi tata surya. Ia resmi menjadi objek buatan manusia pertama yang memasuki ruang antarbintang. Voyager 2 menyusul enam tahun kemudian. Dari sana, mereka mengukur partikel, gelombang magnetik, dan sinyal samar dari ruang antarbintang, wilayah yang hingga saat itu hanya bisa kita bayangkan.
Baca juga : Trump Sebut London Ingin Beralih ke Hukum Syariah
Pesan Emas untuk Peradaban Lain
Voyager bukan hanya mesin sains. Ia juga membawa Golden Record, piringan emas yang menjadi kapsul waktu dari umat manusia. Di dalamnya tersimpan suara ombak, kicauan burung, tawa bayi, salam dalam 55 bahasa, gambar kehidupan di Bumi, hingga musik dari Beethoven sampai Chuck Berry.
Pesan itu bukan untuk kita, melainkan untuk siapa pun yang mungkin menemukannya di masa depan, entah itu peradaban asing di bintang jauh, atau mungkin keturunan manusia sendiri di era yang belum terbayangkan.
Kini, lebih dari 24 miliar kilometer dari rumahnya, Voyager 1 masih mengirimkan sinyal lemah, butuh waktu lebih dari 22 jam cahaya untuk sampai ke Bumi. Sumber dayanya kian menipis; instrumen sains dimatikan satu per satu untuk menghemat energi. Ilmuwan memperkirakan sekitar 2030-an, Voyager akan benar-benar terdiam, melayang sunyi sebagai utusan abadi umat manusia di Bima Sakti.
Meski begitu, kisahnya telah menorehkan bab penting dalam sejarah peradaban: dari penemuan gunung api di bulan Io, cincin Saturnus yang kompleks, hingga langkah pertama manusia ke ruang antarbintang. Voyager adalah bukti nyata bahwa rasa ingin tahu dapat melampaui keterbatasan, dan bahwa dari sebuah planet kecil berwarna biru, ada makhluk yang berani mengulurkan tangan ke bintang.

Muhammad Imam Hatami
Editor
